"Hm! Yaudah gak usa di terusin bahas Sari nya. Takutnya? Nanti dia kesel kalo makan kan kasihan. Hehe yaudah Mamak masuk kamar dulu. Nanti kalo air habis tehnya jangan lupa langsung tidur can. Besok kamu kan kerja!."
 "Ia Mak. Lagian baru jam 9 malam. Nanti kalo sudah ngantuk Candra langsung tidur."
"Yaudah Mamak ke kamar ya can." Sembari beranjak dari kursi dan berjalan menjau meninggalkan aku sendirian di ruang tamu.
"Iya Mak." Jawabku.
Bila bicara mengenai Sari memang gak bakal ada habisnya. Sebab Mamak begitu menyukai Sari. Bagi Mamak, Sari adalah kriteria terbaik untuk di jadikan menantu. Tapi pada kenyataannya? Aku dan Sari harus terpisah dan melupakan satu dan lain. Memang Jodoh itu di tangan Tuhan ucapku dalam hati.
Kembali ku hidupkan handphone yang tadi ku matikan karena kepergok oleh Mamak. Ku buka pola, dan langsung muncul ke bagian Foto Sari yang tadi tak sempat ku keluarkan. Kenangan 2 Februari 2013 begitu membekas.
Ku coba meletakkan kepalaku di ujung kursi sembari membayangkan ulang, kenangan 7 tahun silam.Â
Waktu itu di dalam kelas,
"Can.. can. Mau tau gak ada berita baru?" Tegur Andri teman sekelasku.
"Ah.. berita apa? Palingan juga tentang cewek kelas sebelah. Basi ah An. Dah sana! Aku lagi buat PR pak mus, kamu mau aku di hukum gara-gara gak buat PR..?"
"Iya iya.. tapi ini lebih spektakuler dari cewek-cewek kelas sebelah Can. Anggi yang paling cantik di kelasnya aja lewat." Andri yang terus menggangguku.Â