Mohon tunggu...
Akhmad Husaini
Akhmad Husaini Mohon Tunggu... Administrasi - Ditakdirkan tinggal di Selatan : Desa Angkinang Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Memiliki kesenangan jalan-jalan, membaca, dan menulis.

Terus menuliskan sesuatu yang terlintas, dengan pantas, tanpa batas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pindai Seksama Mengadu Akulturasi Semu

25 April 2018   13:50 Diperbarui: 25 April 2018   13:50 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kenapa keringatan tak mengenal waktu
menjalani hari-hari sepenuh tentu
kau tulis saja apa yang dilihat di depan mata
ada urang babacaan di Masjid Al Aman Angkinang
hujan gerimis di malam Ahad
jangan merasa bangga itu bukan milikmu

Pindai seksama mengadu akulturasi semu
malam bertaut kesenangan menimpali ragam ketentuan
ketika semuanya terbenam rekah bintang mementang
malam Minggu dimana kau saling merasa
terus berjuang jalani kehidupan bertabur bangga
tentang segala sesuatu yang akan membuahkan hasil
masih perih buang air besar makan sambal

Tak ada barang berharga disini
sore ajak teman keliling ada yang diambil
pukul lima bersepeda motor berdua
Maghrib ke rumah Hariadi di Labung Anak
ke Warung Nasi Goreng Ilung setelah itu pulang
tentang segala sesuatu yang mesti kau rasakan

Aku adalah lelaki yang kesepian itu
membawa kesenangan ke Barabai sepanjang tentu
rasa kangen yang selalu ada membias
saling mengutarakan arti cinta menebar justru
kenangan indah saat di Samarinda dulu
bila hal nikmat orang lain tak tahu

Kau harus tahu segala nikmat jamuan megah
kekuatan diri takluk persangkaan dalam ketetapan
jalan rusak sepanjang Hulu Sungai Tengah, kenapa dibiarkan
pernah punya jasa kepada orang lain
mereka lantas senang memberikan banyak uang
lalu ditabung ke bank yang dekat dengan rumah

Dibagi menabungnya satu ke bank di hilir satu ke hulu
setiap hari jangka kejaran membangun tindakan kesusahan
jangan terlalu berharap banyak dengan orang lain
sebagian lagi untuk beli ini itu yang penting
nada-nada kesumat melerai kebijakn statis
terpatri setelah sampai jangan dilupakan

Hidup mementas sangka sepenuh sayang
mungkin impianmu akan menjadi nyata
masih banyak yang tersisa lagi
ini perjalanan yang cukup mengesankan sekali
selalu ingin berbeda dengan yang lain
Taliban Muhammad Radi mengakhiri masa lajangnya

Kandangan, 15 April 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun