Cerita yang disampaikan Yesaskar Madito, diamini Jamal Abdul Salam, dia mengungkapkan bahwa khusus Kera di wilayah desa Bibinoi, mereka belum menemukan Kera mengerjakan salat. Hanya saja, kerap kali, mereka melihat Kera mengambil air wudu di pantai layaknya manusia.
"Di wilayah Lako-Lako perbatasan desa Songa-Bibinoi, memang sering warga bertemu dan melihat Kera mengambil air wudhu di pantai, dari kejadian seperti itu membuat warga tersadar bahwa mereka (Kera) merupakan Binatang dengan sifat dan perilaku mirip manusia, sehingga tidak boleh melakukan tindakan untuk melukai dan membunuhnya," tegasnya.
Selain perilaku yang tak biasanya yang ditunjukkan Kera dan dilihat oleh Warga. Menurut Jamal, apabila Kera yang telah ditangkap oleh warga. Kera tersebut sangat dibenci oleh sekawananya. Untuk itu, jika Kera yang ditangkap tersebut dan telah berbulan-bulan berada di rumah warga, dan hendak dilepas ke hutan bakal dihindari oleh sekawanannya, sehingga dia merasa terasing hidup di hutan.
"Walaupun Yakis (Kera) sering merusak tanaman petani, tapi kita harus melindungi, agar habitatnya tetap terjaga," pintanya. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI