Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cerita Petani Bibinoi Bacan Timur Tengah Menjaga Tanaman di Lahan Perkebunan dari Serangan Kera

6 April 2025   17:21 Diperbarui: 6 April 2025   20:44 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon Pisang yang buahnya telah dimakan Kera. Foto: Hilman Idrus

Karena sulit menemukan rangka tulang Kera, sehingga menurut para petani di Bibinoi, jika orang bernasib baik, maka dia menemukannya. Tapi, jika berkeinginan bepergian ke kebun dan mencari tahu rangka tulangnya, praktis sulit didapat.

"Menetap di Bibinoi sejak kecil hingga beranjak remaja dan berusia 61 tahun saat ini, saya belum pernah menemukan rangka tulang Kera. Jangankan menemukan secara utuh, bagian terkecil seperti tulang rusuk pun hingga kini belum saya temukan jika bepergian ke hutan," katanya.

Ia menjelaskan, rangka tulang Kera memang dijadikan obat untuk menjaga tetap sehat bugar. Seperti ada yang merasa capek, tulang Kera diletakan dalam ember plastik bersama air lalu digunakan untuk mandi.

Menurut dia, dengan memanfaatkan tulang Kera untuk obat menjaga tubuh tetap fit, maka walaupun menjalani pekerjaan berat, tubuh tetap dalam kondisi prima, layaknya Kera yang beraksi di hutan sepanjang hari.

"Memang kami meyakini sebagai obat untuk menjaga tubuh tetap prima. Tapi, sangat sulit menemukan rangka tulangnya," tukasnya.

Melihat Kera Mengerjakan Salat

Selain dikenal mengganggu dan merusak tanaman petani di kebun, fakta menarik tentang keberadaan Kera di hutan Bacan pun mengundang perhatian para petani. seperti Kera mengerjakan salat layaknya manusia normal.

Seperti diceritakan salah satu petani di desa Tawa kecamatan Bacan Timur, Yesaskar Madito (53), bahwa petani di desanya kerap menyaksikan Kera mengerjakan salat seperti manusia.

Dan' lokasi yang sering disaksikan Kera mengerjakan salat tersebut adalah sebuah bukit di posisi timur berdekatan dengan wilayah desa Songa Bacan Timur Tengah. Lokasi tersebut oleh warga desa Tawa dinamai Pele-Pele. Dia mengungkapkan, hanya waktu-waktu tertentu yang mereka menemukan Kera menunaikan salat, yakni di malam jumat.

"Mereka yang membuat kebun di dekat bukit Pele-Pele, kerap menyaksikan Kera mengerjakan salat," katanya, seraya menyarankan saya untuk bertanya pada warga di desa Tawa, yang memiliki kebun di dekat bukit Pele-Pele, karena mereka sering melihat hal yang tak biasanya dilakukan oleh Binatang yang menjadi ikon pulau Bacan itu.

"Kami di desa Tawa, memang semuanya beragama Kristen, tapi menyaksikan hal tersebut, kami menjadi yakin bahwa apapun alasannya tidak boleh membunuh Kera," sambungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun