"Hingga saat ini saya belum mendengar cerita petani menangkap dan membunuh Kera, kalau menemukan bangkainya memang sering ditemui di hutan, tapi lebih banyak Kera kecil, mungkin karena digigit oleh Kera lain atau dikeroyok oleh anjing," terangnya.
Ia mengungkapkan, lantaran sering menakal buah kelapa, sejumlah petani sering mengambil tindakan seperti membuat perangkap dan menangkapnya. Namun, puluhan Kera yang ditangkap tersebut, kemudian dilepas kembali.
Sulit Menemukan Rangka Tulang KeraÂ
Sebagai desa dengan jumlah populasi Kera terbanyak. Namun, menurut para petani di desa Bibinoi, bahwa mereka sulit menemukan rangka tulang Kera di hutan. Dan' paling banyak ditemui adalah tengkoraknya.
Para petani di Bibinoi meyakini bahwa Kera di Bacan ketika mati rangka tulangnya hilang layaknya kucing. Karena tak pernah menemukan rangka tulang Kera, para petani mencoba bereksperimen untuk mengetahui rangka tulangnya.
Seperti dilakukan Jamal Abdul Salam, ia menceritakan saat bepergian ke kebun dan menemukan Kera mati tergeletak di bawah pohon kelapa. Bangkai Kera kemudian diambil dan dimasukan ke dalam sebuah karung plastik, lalu diikat dengan posisi menggantung pada ranting pohon pala.
Dan' berselang beberapa hari kemudian, dia kembali untuk memastikan rangka tulang Kera di dalam karung plastik tersebut. Namun, kata dia, yang ditemukan hanya tengkoraknya.
Hal yang sama pun dilakukan oleh para petani lainnya, yakni meletakan bangkai Kera di tanah sambil mengambil daun pisang dan dijadikan pengalasnya. Tapi hasilnya tetap sama seperti yang dilakukan oleh Jamal Abdul Salam, yakni hanya menemukan tengkoraknya.
Fenomena hilangnya rangka tulang Kera diakui oleh para petani di Bibinoi sebagai kejadian yang sulit dicerna akal sehat. Sehingga, ada yang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kuasa Ilahi yang tak perlu diperdebatkan.
Untuk menemukan rangka tulang Kera, kata Jamal, memang sangat mustahil. Walaupun begitu, dia mengungkapkan bahwa puluhan tahun silam, pernah orangtuanya menemukannya. Hanya saja, saat dibawa ke rumah, tapi tetap saja dia hilang layaknya di hutan.
"Ayah saya pernah menemukan rangka tulangnya utuh, saat dia bepergian ke kebun, dan menyimpan di rumah, tapi lama kelamaan tidak lagi terlihat di rumah," tuturnya.