Mohon tunggu...
Ana
Ana Mohon Tunggu... Lainnya - Perangkai kata

Menemani anak salah satunya juga mengajarkan bersikap sebagai manusia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perahu Tanpa Layar

9 September 2020   22:46 Diperbarui: 14 September 2020   06:13 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya Bang."

Beberapa hari ini terpaksa aku dirawat di rumah sakit. Kebetulan ditemani oleh Bang Rojak.

"Kita gak jadi pergi nonton deh kemaren."

"Hehehe ... iya, Bang. Tar deh selepas dari rumah sakit kita pergi. Sayang sekali, baju yang kemarin sempat aku beli kayaknya hilang di pasar," keluhku.

"Gak pa pa. Nanti kubelikan lagi."

Sejak itu kami menjadi sangat dekat. Sesekali ada canda, sesekali pun rindu.

Kebahagiaan yang membiusku, tanpa sepatah kata cinta. Karena telah kucinta dia dalam hatiku. Seolah aku telah tahu, begitupun dia ... yang telah mampu menyayangiku.

Kalau aku dengan egois meminta pada Tuhan agar bisa bersamamu sepanjang hidupku, maukah kau memohonkan hal yang sama?

Aku berdiri di kokoh rasa. Sedalam laut yang tak berubah warna. Sehangat mentari yang tak bosan menyapa pagi. Keyakinan itu semakin hari semakin dalam.

Memelukmu dalam diam dan di antara seloroh. Aku tenggelam dengan tanya yang tak berkesudahan tanpa kuperlu jawaban. Bahwa keyakinan itu mutlak adanya tanpa aku ragu. Kau pasti juga ingin tetap bersamaku.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun