Judul pada artikel ini berawal dari pernyataan seorang anggota tim dalam Forum Group Diskusi (FGD) bersama Tim Amanatun dalam Klaster Bahasa Meto'. Anggota tim ini berkata dalam kesederhanaan pikirannya.Â
"Beta rasa kalau isi Alkitab orang terjemahkan pi banya bahasa daera, trus banya orang tau baca deng bae, mangkali sonde perlu hotba, ko karmana?"Â
Pernyataan yang diakhiri pertanyaan ini disampaikan pada saya selaku Pembina Tim. Ya, ia membuat pernyataan secara sederhana namun menarik, karena sekaligus ingin mengetahui dan mendapatkan satu jawaban yang mencerahkan dirinya. Ia hendak memastikan bahwa pernyataan yang dibuatnya itu mungkin saja dapat dibenarkan.
Menarik. Saya memberikan uraian padanya sebagai berikut.
Menerjemahkan Alkitab ke dalam berbagai bahasa di muka bumi ini merupakan satu tugas (misi) mulia. Misi ini bukan asal jadi tetapi berdasar dan berakar kuat pada Firman Tuhan.
Amanat Agung Yesus Kristus (Mat.28:19-29) " ... pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kau senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Amanat agung ini jelas menyebutkan tentang ... semua bangsa ... . Sebagaimana sudah dalam pengetahuan umum bahwa semua bangsa di dalamnya dipastikan ada bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi pada bangsa itu. Jika bangsa itu beragam suku bangsa di dalamnya, dipastikan ada bahasa-bahasa menurut suku bangsa itu. Di sini jelaslah bahwa bahasa lokal suku bangsa sangat banyak jumlahnya.Â
Menjangkau masyarakat dalam ragam suku bangsanya, pertama-tama secara politik oleh negara (pemerintah) mana pun diperlukan satu bahasa, bahasa nasional. Maka, Alkitab diterjemahkan ke dalam bahasa nasional bangsa-bangsa. Alkitab yang diterjemahkan ke dalam bahasa nasional bangsa-bangsa, belum menjamin bahwa suku-suku bangsa yang berbahasa menurut bahasa daerah/lokal/bahasa ibu mereka dapat memahami isi Firman Tuhan yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa pemersatu bangsa.
Penerjemahan Alkitab harus terus dilakukan agar mencapai suku-suku bangsa dalam bahasa daerah mereka. Tugas (misi) ini harus terus dilakukan agar tiap orang yang menggunakan dan membaca Alkitab hasil terjemahan dapat memahaminya menurut bahasa daerahnya.Â
Sama seperti, tiap orang dapat berbicara dengan Tuhan melalui doa-doa yang disampaikan setiap saat. Maka, Tuhan hendak berbicara kepada setiap orang pada setiap waktu ketika tiap orang membaca Alkitab. Membaca Alkitab dalam bahasa daerah sendiri, sama dengan bertemu dengan Tuhan, dan Tuhan mau berbicara menggunakan bahasa daerah yang justru Tuhan sendiri yang memberikannya. Bukankah ini suatu pengalaman imaniah?