Mohon tunggu...
Heronimus Bani
Heronimus Bani Mohon Tunggu... Guru

Menulis seturut kenikmatan rasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Tuhan izinkan Hari Besar Keagamaan saling Berdekatan

31 Maret 2025   15:34 Diperbarui: 31 Maret 2025   15:34 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://radarkepahiang.bacakoran.co/

Hari-hari ini di akhir Maret hingga April 2025, hari-hari besar keagamaan di Indonesia sedang saling berdekatan. Apakah ini suatu kebetulan? 

Kaum penganut Kristen (Protestan dan Katolik) sedang berada dalam 7 Minggu Masa Raya Sengsara Yesus, menuju Jumat Agung dan Paskah. Kaum penganut Hindu menuju dan telah tiba di hari raya nan agung Nyepi. Kaum Muslim memasuki Bulan Puasa (Ramadhan) hingga tiba di puncak Lebaran (Idulfitri) penuh rahmat. Betapa ketiga kaum ini masing-masing sedang menata hati baik sebagai insan individu maupun dalam komunitas kehidupan bersama. Mereka dipastikan tiba pada satu titik waktu yang disebut "kemenangan".

Pada hari yang disebut kemenangan, sukacita ada pada setiap orang, hati berbunga, wajah berseri, kaki bergerak amat ringan agar segera menyodorkan tangan bersalaman saling memeluk. Dalam kehangatan yang demikian itu, kedamaian dan kebahagiaan bagai tak dapat diukur di kanvas cemerlang. 

Ya. Umat pengikut Yesus Kristus memasuki masa refleksi atas kesengsaraan-Nya. Dalam masa itu, penganut Katolik berpuasa pada hari-hari tertentu sehingga suasana nyaman dan damai terasakan, berbarengan dengan masa puasa kaum Muslim. 

Hati yang bijaksana akan memihak pada keteduhan dan kenyamanan. Apik dan artistik bila bersua muka, salam dan saling berbagi cerita bernas, atau mungkin saja merelakan ada curahan hati sekalipun berbeda tampilan raga. 

Hati siapakah yang tak merindukan kesunyian ketika meditasi sedang berlangsung? Berada di hadirat Sang Kudus nan Mulia, kesunyian menjadi media yang mengantar roh, jiwa dan raga ke dalam kemahakuasaan Tuhan. Mendengarka Suara Tuhan melalui Firman-Nya yang dibacakan dengan nada dan dinamika suara indah. Di sana seluruh keberadaan diri berserah dan bersyukur pada-Nya. Maka, tiadalah mengherankan bila ada isak-tangis ketika suatu refleksi dalam meditasi berlangsung. 

Tuhan mengizinkan hari-hari besar keagamaan di Indonesia saling bertautan agar umat yang berbeda anutan dogma merentang jembatan harmoni kebersamaan untuk menuju kedamaian. 

Sukacita kemenangan dinikmati ketika Lebaran tiba. Pada Jumat Agung, sukacita berlangsung pada kaum Nasrani. Refleksi itu berakhir ketika Paskah menjadi titik waktu kemenangan atas maut. Kristus bangkit. 

Jika seruan damai di bumi dan di hati diberlakukan saat ini ketika hari besar keagamaan saling bertautan waktunya, maka izinkanlah pertautan persaudaraan sebagai penganut agama berbeda dapat terus dibangun. 

Marilah bersama menyerukan kedamaian dalam persatuan dan kesatuan bangsa ketika berada dalam satu garis waktu merayakan hari besar keagamaan yang saling berbeda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun