Mohon tunggu...
Literasi Kata
Literasi Kata Mohon Tunggu... Bukan Terikat

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekuntum Mawar dengan Tangkai yang Patah

4 Agustus 2024   00:06 Diperbarui: 21 Februari 2025   23:25 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Radar Utara, 09 Februari 2025

Lana berjalan ke depan pintu utama. Suara perempuan itu terdengar asing baginya. 

"Waalaikumsalam" sambut Lana sambil membuka pintu. Saat pintu terbuka tampak perempuan sepantar dirinya. Perempuan bertubuh cukup tambun itu mengenakan kacamata dan kerudung hijau yang kontras dengan baju yang ia kenakan.

"Cari siapa ya?"

"Rumah Bu Darmi?"

"Benar" tukas Lana ramah.

"Kak, Lana" suara Sisha tiba tiba muncul dari balik pintu yang terbuka setengah itu.

Lana terperanjat. Darimana Sisha tahu alamat kontrakan ini. Seingatnya tak pernah dia dan ibunya memberitahu. Bukankah komunikasi hanya searah dengan Lana. Lagian kontrakan ini di luar desa. Mengabaikan rasa herannya Lana segera hendak menutup pintu.

"Tunggu" cegah Rizqita sambil menahan pintu.

"Pergi! Dia bukan dari keluarga ini!" usir Lana menekan tapi lirih. Dia takut ibunya curiga.

"Siapa itu Lana" ucap Bu Darmi sambil menggulung rambut.

Saat menatap keluar, mata Bu Darmi segera berkaca kaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun