Mohon tunggu...
Literasi Kata
Literasi Kata Mohon Tunggu... Bukan Terikat

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekuntum Mawar dengan Tangkai yang Patah

4 Agustus 2024   00:06 Diperbarui: 21 Februari 2025   23:25 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Radar Utara, 09 Februari 2025

"Lana! Kau tak boleh bicara begitu" Bu Darmi maju menyongsong putrinya. Keduanya berpelukan dan kian tumpah ruahlah segala tangisan. 

"Maafkan Sisha, Bu. Maafkan Sisha!!"

"Sudah, Putriku. Sejak dulu ibu selalu memaafkanmu."

"Turunan tetap saja turunan! Penyakit bapakmu belum hilang! Sialnya menurun. Memang bedebah bapakmu itu" kata seorang pemuda.

"Diam, kau Dimas!!! Atau ku sabetkan parangku tepat ke wajahmu!" hardik Lana.

"Hei..Hei!!!!" gemuruh teriakan tak terima dari banyak warga.

"Bapakmu tukang zina!! Lihat yang diperbuat putrinya. Apa bedanya!!" ujar Dimas merasa menang dukungan.

Lana segera menyambar parang di sampingnya yang biasa digunakan sang ibu memecah kelapa. Secepat dia menyambar sekilat itu pula Lana memburu Dimas.

Dimas tak siap dengan sergapan itu. Dia mundur dan jatuh. Lana segera terbang hendak menimpas dada Dimas. Tapi..

       Bunyi buk!!!! Dari sebuah balok kayu menghantam punggung Lana. Pemuda itu jatuh di tanah meraung lalu menggelapar.

Singkatnya kejadian kelam malam itu menghasilkan bahwa Sisha harus dinikahkan dengan pemuda itu. Setelahnya mereka berdua harus diusir dari desa. Tak kalah sial, karena kampung itu masih asri dan percaya adat; Lana dan Bu Darmi pun tak ayal diusir juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun