Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tersesat di Belantara Kehidupan

18 Juni 2021   19:21 Diperbarui: 18 Juni 2021   19:32 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : kittyminaj.wordpress.com

Tersesat di Belantara Kehidupan

Aku tersesat dan tak tau arah pulang di belantara kehidupan di antara himpit rimba beton serta di antara pencakar langit seakan pongah berdiri menikam keji.

Aku berada di antara wajah berselimut topeng kepalsuan merupa malaikat namun sejatinya Iblis durjana dengan segala bentuk tipu daya nyata buat tersesat.

Aku dapati ular-ular berkeliaran disemak belukar kehidupan dengan suara mendesis siap mematuk dan menyemburkan racun berbisa milik Ular berkepala dua.

Aku dikelilingi para serigala bengis dengan liur menetes merupa bajingan tengik acapkali berbuat keonaran tak segan keluarkan badik dari sarungnya lalu menancap.

Aku terjerembab di lumpur pekat berkubang noda dosa dan amnesia akan kampung akhirat nikmati dunia fana dengan berpesta dan berfoya mencipta surga dunia.

Aku lupa bahwasannya waktu terus bergulir teramat cepat sungguh tiada terasa dan sang waktu pun merambat dan lambat laun merampas segala nikmat yang ada.

Aku menyia-nyiakan waktu yang telah dianugerahkan padaku dan mengabaikan usia yang terus mengurangi jatah hidup di dunia dengan selalu berbuat khilaf.

Sampai saat teguran itu datang menyentak jiwa membuat tak sanggup berkata-kata hanya berurai air mata sesal sungguh tak ada artinya hati pun tergetar hebat.

Aku si Anak tersesat dan kehilangan arah telah temukan jalan pulang kendati harus melalui hitam putih hidup menelusuri lorong-lorong kelam di sudut malam.


***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 18 Juni 2021 | 19:21

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun