Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tetes Air Mata Diantara Kecamuk Asa

22 Maret 2021   14:45 Diperbarui: 22 Maret 2021   15:39 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tribunnews.com

Tetes Air Mata di antara Kecamuk Asa

Asa remuk redam
mimpi-mimpi karam
setitik harap padam
bibir terkatup diam

Kesedihan menjelma
menjadi sebuah telaga
betapa mata merupa jendela
cermin jiwa dipenuhi endapan lara

Bulir bening terus meleleh
seperti sepotong hati yang lumer
lalu lamat-lamat tergelincir
meracik hujan menyeduh kesedihan

Raut wajah sendu sesendu
gesekkan biola pada dawai-dawainya
kian mempertegas rupa kesedihan
yang menggantung bak mega mendung

Kelenjar air mata terus
memproduksi air mata menitik
perlahan kemudian menderas
menggenang di atas pipi bak porslen

Kesedihan acapkali tak terkatakan
ia datang laksana ombak menggulung
kemudian memecah runcing karang
hingga akhirnya pecah seiring kecamuk asa

Kesedihan menghuni ruas jiwa
diam seribu bahasa dibasuh bening
air mata luruh sebening isak tangis
mengikik di antara gema sukma

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 22 Maret 2021 | 14:44

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun