Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Merawat Mata Air agar Tak Jadi Air Mata

30 Maret 2024   18:16 Diperbarui: 31 Maret 2024   08:32 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Sumber mata air. (Diolah kompasiana dari KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)

Kapan terakhir kali Kompasianer datang ke tempat wisata lalu di sana ada mata airnya? Bagaimana kondisi mata air di sana? Apakah terjaga dengan baik di tempat wisata tersebut?

Saat ini Kompasianer tinggal di dekat sumber mata air? Bagaimana warga memanfaatkan mata air tersebut untuk kehidupan sehari-hari?

Namun, yang terpenting, bagaimana warga di dekat tempat tinggal Kompasianer menjaga dan tetap melestarikan sumber mata air tersebut?

Hadirnya mata air ini menarik, pasalnya mata air itu keadaan alami yang mana air tanah mengalir keluar dari akuifer menuju permukaan tanah yang menjadi sumber air bersih.

Malah tidak sedikit tempat mata air, karena dianggap jernih dan segar, maka kita bisa langsung meminumnya di sana, kan?

Untuk di Indonesia, misalnya, ada Kabupaten Klaten yang dijuluki sebagai Kota Seribu Mata Air karena banyaknya sumber air yang muncul di kawasan ini.

Topografi wilayahnya terbagi menjadi tiga, yaitu wilayah lereng Gunung Merapi, wilayah dataran rendah, dan wilayah berbukit kapur. Pada daerah sekitar lereng Gunung Merapi dan wilayah dataran rendah inilah banyak ditemukan mata air atau sumber air.

Itu baru satu daerah, ada pula contoh daerah yang "gagal" menjaga mata air sehingga bercampur lumpur di wilayah Wawonii Tenggara, Konawe Kepulauan, Sultra.

Bagaimana Kompasianer melihat potensi banyaknya mata air di Indonesia? Apa yang perlu dijaga dan dilestarikan dari mata air agar tetap bisa dinikmati anak-cucu nanti?

Atau, pernahkah ada pengalaman menarik ketika Kompasianer susuri titik tempat mata air? Apa saja yang ditemukan dan apa yang Kompasianer kemudian lakukan di sana?

Silakan tambah label Mata Air (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun