Puisi ini di tulis dengan sedemikian perasaan yang mendalam...
Menggenggam rindu membara Darah penuh gejolak Membakar relung-relung fisik
Istirahat sejenak dibawah payung teduh dari tiap tetesan hujan dan panasnya mentari untuk mencari arti
Menyambut Bulan suci Ramadhan tahun 2024 dengan Harapan doa yg dikabulkan
mnarik tapi jangan berisik, kita btidak kekal, jadi jangan bebal.
Dalam gerimis yang mengalun di malam yang sunyi Kutemukan kehangatan dalam sepi yang melankolia
Hujan merintih di jendela malam, menyiratkan kesepian yang mendalam.
Hujan merintih di jendela malam,Menyiratkan kesepian yang mendalam.Tetes demi tetes, mengalir dalam sendu,Memenuhi ruang kosong di hatiku.
Dalam sentuhan hujan, aku temukan makna. Seperti sutradara, ia mengajarkan keindahan kesendirian dan menginspirasi dalam ketenangan malam.
hujan di malam hari membatasi aktivitas ke luar rumah
Tetes-tetes kecil atau deras payungku tetap kokoh
Ku pandangi tetes-tetes hujan itu, seolah ada harapan yang baru hadir
luka yang ingin dileburkan ke tanah dengan air. meresapi setiap arti hidup di bumi.
Suatu saat, kau akan membaca tulisan ini. Dan saat itu tiba, kuharap kau tau. Aku menulis ini untukmu.
Saatnya Beralih Ke Pertanian Modern, Lebih Mudah!!
Tetesan rintik hujan yang mengingatkan masa lalu serta mengisi kekosongan mlm yang terasa senyap dan hening
Hujan dengan tetesannya telah menjadi sebuah peran untuk hati yang sedang gersang
Musim hujan: Keajaiban air dan aroma tanah basah. Banjir inspirasi bagi seniman. Simfoni alam mengalun. Tetesan hujan, pesona kehidupan.
November masih kemarau, saat udara masih sangar
Seseorang menatap hujan dengan mata yang lelah karena kesedihan. Ia ingin berteriak dan pergi jauh, hanya alam yang menjadi temannya.