Mohon tunggu...
Hendro Adrian
Hendro Adrian Mohon Tunggu... Penggemar 'Dream Theater'

Pecinta cerita 'mountaineering'

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tragedi Everest 1996 (8 of 22)**

7 Januari 2022   15:28 Diperbarui: 8 Januari 2022   12:30 3179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : base camp magazine, Dec 31, 2016, mountaineering history)

Agak jengkel dan kelelahan, saya kemudian duduk menunggu bersama Harris, Beidleman dan Boukreev sambil mengambil beberapa photo. Sementara para Sherpa memasang tali pengaman di sepanjang tebing curam di igir punggungan itu.

Angin kencang menyapu punggungan bukit, meniupkan titik-titik salju ke arah Tibet, tapi di atas,langit terlihat sangat cerah, sangat biru.

Duduk di bawah sinar matahari di ketinggian 8,747 meter dengan pakaian pendaki yang tebal berlapis-lapis, saya menatap lautan puncak-puncak gunung Himalaya dengan mata setengah terpejam karena hipoksia, saya benar-benar lupa waktu.

Ang Dorje dan Awang Norbu juga duduk santai di sebelah saya sambil minum teh yang dituang dari termos, mereka juga tidak kelihatan terburu-buru.

Sekitar tengah hari, Beidleman akhirnya berteriak : "Hei Ang Dorje, kamu mau memasang tali pengaman atau tidak ?". Dengan cepat dan tegas, Ang Dorje menjawab "Tidak!".

Mungkin karena Lobsang atau Sherpa lainnya dari team Fischer tidak ada yang membantu, maka Ang Dorje juga menolak untuk membantu.

Dengan terpaksa, Beidleman, Boukreev, Harris, dan saya segera mengumpulkan semua tali yang tersisa, kemudian Beidleman dan Boukreev mulai memasang rangkaian tali pengaman sepanjang bagian paling berbahaya dari punggungan puncak. Kemacetan ini menyebabkan lebih dari satu jam waktu terbuang.

Dengan bantuan oksigen, tidak otomatis membuat aktifitas kita di ketinggian ekstrim menjadi terasa seperti di permukaan laut.

Mendaki di atas Puncak Selatan dengan regulator mengalirkan 2 liter oksigen per menit, setiap ayunan langkah tetap terasa berat. Saya masih tetap harus berhenti untuk menarik napas setiap 3 atau 4 langkah.

Sistem yang dipakai adalah dengan mengalirkan campuran oksigen yang dimampatkan dengan udara biasa, yang membuat aktifitas di 8,800 meter hanya terasa seperti di 7,900 meter, bukan seperti di permukaan laut.

Namun, manfaat lain yang jauh lebih penting adalah untuk menghindari hipotermia, 'frostbite' dan serangan penyakit gunung lain yang lebih mematikan seperti radang paru dan radang otak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun