Mohon tunggu...
Hani Zumaroh
Hani Zumaroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hobby : membaca dan nonton

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Studi Kasus Keikhlasan dan Upah Guru Honorer dalam Mendidik Perspektif Hadis

27 Oktober 2023   22:55 Diperbarui: 27 Oktober 2023   22:56 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di Indonesia saat ini dalam dunia pendidikan terus mengalami perubahan baik dari sistem pendidikan sampai dengan tenaga pengajar. faktor utama yang mempengaruhi kemajuan pendidikan salah satu nya yaitu keterlibatan para guru, guru atau pengajar merupakan pekerjaan yang mulia. Peran pengajar dalam pendidikan sangat berpengaruh untuk mendapatkan hasil dari peserta didik yang unggul dan berprestasi, dengan  memberikan pengajaran kepada peserta didik akan membantu untuk mencerdaskan anak bangsa, memberikan pengalaman agar menjadi manusia yang bermanfaat. Serta bagi para pendidik memberi pengajaran adalah hal yang begitu mulia, bermanfaat dan menjadi amal baik untuk para pengajar. Seorang pendidik harus memiliki tugas mengajar kan ilmu pengetahuan, mempunyai rasa ikhlas dalam memberikan ilmu, menanamkan sikap dan kepribadian yang baik, serta dapat membimbing untuk menjalankan agama dan menanamkan sikap Budi pekerti yang mulia.

Ada beberapa guru atau pengajar honorer di Indonesia. Dan Dapat dikatan dalam pemberian imbalan atau upah kurang diperhatikan, atau minimnya gaji yang di dapatkan. Bahkan sekarang masih banyak pendidik yang mendapat gaji yang minim bahkan jauh dengan kebutuhan yang mereka butuhkan. Oleh karena itu, menjadikan sedikitnya peminat untuk menjadi guru atau pengajar saat ini, Dan lebih memilih profesi lainnya yang penghasilannya lebih banyak dibanding menjadi seorang pengajar. Namun profesi guru dapat menghadirkan keikhlasan ketika mengajar. Urgensinya lebih pada tujuan yang semata-mata didasarkan pada Allah SWT. Selama peserta didik mengamalkan ilmunya. Mengalirlah pahala bagi mereka. Pandangan ini membuat mereka bertahan dalam lingkup pendidikan. Dedikasi guru memang luar biasa bagi masyarakat.

Secara  etimologi, Ikhlas berasal dari bahasa Arab yang berarti "bersih" atau "murni". Secara spiritual dan agama, ikhlas mengacu pada tindakan yang dilakukan dengan ketulusan dan kesucian hati, tanpa motif egois atau pencarian pujian dari orang lain. Ikhlas juga melibatkan pengutamaan keridhaan Allah dan penolakan terhadap kesombongan, riya', dan ketidakjujuran. Dalam Islam, ikhlas digunakan sebagai ukuran keikhlasan seseorang dalam beribadah kepada Allah

تنقية الشئ و تهذيبه

“Mensucikan dan membersihkan sesuatu”.

Dasar  kenapa  seseorang  harus  ikhlas  ini  mengacu  pada  hadis  Rasulullah  Saw,  beliau bersabda:

ان الله تعالَ لا يقبل الله من العمل الا ماكان له خالصا (رو اه النسائي عن ابِ امامه

“Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal kecuali dikerjakan dengan ikhlas untuk memperoleh ridhanya (Riwayat Nasai dari Abi Amamah)”

Maka dari itu, ikhlas dalam pengertian bahasa dapat diartikan sebagai proses memurnikan sesuatu hanya untuk satu tujuan dan arah tertentu. Dengan kata lain, ketika seseorang melakukan suatu perbuatan semata-mata karena Allah, tanpa adanya motif atau kepentingan lain, serta tanpa mengharapkan imbalan materi atau keuntungan dunia, maka perbuatan tersebut dapat dikatakan ikhlas. Dalam hal ini, ikhlas menjadi istilah yang menggambarkan ketulusan dan kesucian hati dalam bertindak.

Ikhlas menurut terminologi ulama berarti mengarahkan semua perbuatan kepada Allah tanpa mengharapkan pujian atau penghargaan dari manusia. Abu al-Qasim Al-Qusyairiy mengatakan bahwa seseorang yang ikhlas ingin menegaskan hak-hak Allah dalam setiap perbuatan ketaatannya. Tujuannya adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan kepada makhluk lain, dan tidak mencari pujian atau penghargaan dari siapapun. Ikhlas merupakan aspek penting dalam ibadah Muslim dan membantu meningkatkan kualitas spiritualitas serta ketaatan kepada Allah. Meskipun sulit untuk dicapai secara sempurna, dengan bimbingan dan peningkatan diri, seseorang dapat mengembangkan ikhlas dalam kehidupan sehari-hari.

Ikhlas menurut Haris al-Muhasibiy adalah menghapuskan keterlibatan makhluk dalam hubungan antara seseorang dengan Tuhan. Seseorang yang ikhlas hanya menginginkan kedekatan dengan Allah Swt. Dalam kitab ar-Risalah, ustadz Abdul Qasim Al-Qusyairi menjelaskan bahwa ikhlas berarti memberikan segala hal ketaatan kepada Allah, dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah saja, bukan kepada makhluk lain. Ikhlas tidak melibatkan berpura-pura kepada makhluk, mencari pujian, atau mendapatkan pengakuan dari orang-orang. Bertujuan hanya kepada Allah. Dalam kata lain, ikhlas dapat diartikan sebagai membersihkan perbuatan dari perhatian makhluk dan menjaga diri agar tidak ada sifat riya' .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun