"Ngamuk mereka kalau saya ambil hapenya...."
"Daripada ganggu orang, wara-wiri jalan ke sana ke mari, lebih baik saya kasih hape ...."
"Sekolahnya menyuruh anak harus punya hape, supaya guru bisa menyampaikan langsung kalau ada pengumuman penting atau tugas untuk murid."
"Saya tidak bisa mengontrol penggunaan hape anak. Saya bekerja seharian...."
Memang tantangan orang tua di era ini sangatlah berat. Dengan kondisi ekonomi global yang sedang tidak baik-baik saja, orang tua harus berjibaku bekerja dari pagi hari saat matahari belum terbit sampai malam hari ketika matahari sudah terbenam. Bekerja keras demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Akibatnya yang nyata: pengasuhan anak biasanya mereka percayakan kepada salah satu atau salah dua dari anggota keluarga mereka yang berada di rumah, entah itu kakek atau nenek dari sang cucu; atau tante atau om dari sang keponakan.
Biar bagaimana pun, orang tua harus menyediakan waktu untuk mendidik anak-anak mereka setiap hari, meskipun badan sudah letih dan lesu setelah bekerja seharian.
Satu jam sehari dimulai dari saat makan malam pada jam tujuh sampai jam delapan malam, sebagai ukuran minimal, sudah lumayan cukup untuk mendidik anak secara rutin akan pentingnya pengendalian diri dalam setiap segi kehidupan.
3. Menanamkan budaya kerja keras pada putra-putri tercinta
Banyaknya paparan "cepat kaya dalam beberapa bulan lewat bisnis online" atau gaya hedon para pesohor di dunia maya seperti menjadi penegasan kalau perihal menjadi kaya bisa ditempuh dalam tempo singkat, semudah menggulir laman media sosial di layar smartphone.
Padahal kenyataan di dunia nyata tidaklah semanis itu. Kerja keras menjadi syarat utama untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan. Kerja cerdas yang digaung-gaungkan seakan menjadi komponen yang mengesampingkan kerja keras. Realita sangat bertolak belakang.
Tidak ada yang instan di dunia ini. Untuk mencapai impian, semua orang harus bekerja keras untuk mewujudkannya. Setiap langkah penting adanya dan konsistensi juga harus dipelihara setiap hari.Â