"Tapi, bagaimana dengan si Burung Kecil, yah?" Si Beruang Kecil kelihatan ingin menangis lagi.
"Kita sudah mengusahakan yang terbaik, nak. Selebihnya, kita hanya bisa berharap saja." Sang Ayah berujar kembali, dan si Beruang Kecil terdiam merenung.
Lalu, di tengah perjalanan pulang, mereka menemukan seekor kucing hutan kecil yang terluka...
"Ohhh... kucing kecil, kasihan sekali dirimu. Kakimu terluka parah, kenapa kau ada di sini?" Beruang Kecil memeluk perlahan kucing kecil tersebut.
"Aku terpisah dari ayah dan ibuku saat menghindar dari serigala... Aku tidak tahu dimana ayah ibuku sekarang" sahut kucing kecil itu.
"Ohhh, Ayahhh... Bagaimana kalau kita rawat dulu kucing kecil ini ya?"
"Anakku, Ayah bangga padamu... Tentu saja kita akan merawat kucing kecil ini."
"Kita tidak bisa membantu si Burung Kecil menemukan ayahnya, namun perjalanan kita tidak sia-sia. Kamu telah membantu si Kucing Kecil ini. Inilah yang ayah sebut sebagai niat baik. Kamu telah menjadi pahlawan baginya, nak." Â
Saat mereka tiba di rumah, dari arah sungai teman-teman Beruang Kecil berteriak memanggilnya. Beruang Kecil meletakkan perlahan kucing kecil tersebut dan menitipkan pada ayahnya.
Jangkrik segera berteriak... "Ayah Burung sudah kembaliiii, Beruang Kecil"
"Beruang Kecillll... Terima kasih ya... sudah membantu mencari ayahku... Ayahku sudah kembali. Ternyata ayah terkena jerat jaring pemburu, namun ia berhasil melepaskan diri... Ada sedikit luka di tubuhnya. Tapi ayah berhasil kembali lagi."