"Tidak ada yang tahu anakk. Hidup ini penuh misteri. Satu hal yang pasti, Ibumu selalu dan akan selalu menyayangimu dimanapun ia berada. Selalu ingat ya... Ayah pun selalu dan akan selalu menjagamu sepenuh hati."
Selama ini, kita selalu bermain bersama, makan bersama, tidur bersama. Iya kan? Juga masih ada Nenek Beruang yang sering kita kunjungi. Ia sangat menyayangimu. Belum lagi ada teman-temanmu yang baik. Mereka juga setulus hati menyayangimu."
"Hmm... betul Ayah... Aku masih punya banyak hal indah lainnya. Aku bersyukur sekali masih punya Ayah yang sepenuh hati menyayangiku. Sepenuh hati menjagaku dengan sekuat tenaga tanpa kenal lelah. Aku sangatttt menyayangimu, Ayah... Â Aku berjanji akan selalu menjagamu. Juga nenek... Juga para sahabatku yang lain."
"Beruang Kecil... coba lihat... apa lagi hal indah yang dapat kita syukuri?" Ayah Beruang menatap lembut Beruang Kecil sambil tersenyum mendengar anaknya yang sudah mulai mengerti.
"Tempat kita tinggal Ayah... Sangat indah... Alam sangat damai dan bersahabat dengan kita. Aku masih bisa bergulingan sambil menggigit batang pohon yang tersedia di hutan ini."
"Hahahahaaa, betul anakku. Kamu seorang anak yang luar biasa..." Ayah Beruang mengusap kepala Beruang Kecil sambil menatap bangga padanya.
"Ayahhh... kita sudah berhenti terlalu lama. Ayo kita cari lagi Ayah Burung... Semoga kita bisa menemukannya Ayah..."
**
Sore menjelang malam, belum ada tanda-tanda Ayah Burung. Beruang Kecil dan ayahnya sudah tampak kelelahan. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke tempat mereka tinggal, sembari mengharapkan yang terbaik.
Si Beruang kecil galau. Ia kecewa tidak bisa menemukan Ayah Burung. Ayah Beruang menyadari kegelisahannya, meskipun Burung Kecil hanya terdiam.
Sang Ayah lalu berkata, "Beruang Kecil, tidak semua hal bisa kita selesaikan. Terkadang ada hal-hal tertentu yang membutuhkan orang lain. Kita tidak bisa menjadi pahlawan bagi semua mahluk, namun yang terpenting adalah niatnya."