***
Desember 2016, Denpasar
"Janet sayang, dengar aku dulu. Aku juga maunya tahun baru ini aku pulang ke Jakarta ketemu kamu, Ibu, dan adik aku. Tapi mau gimana lagi, proyek kerjaan di sini sama sekali nggak bisa ditinggal."
"Apa susahnya ambil cuti, sih? Kamu kan udah setahun lebih kerja di sana."
"Kalau aku bisa, aku udah kasih kabar kamu, lah. Ini urgent banget sampai aku nggak bisa meninggalkan pekerjaan."
Ada desah napas panjang sebelum Janet melanjutkan kembali kata-katanya. Aku tahu, dia pasti sangat marah mengetahui bahwa aku tidak bisa pulang akhir tahun ini. Padahal Ibu dan adikku sudah biasa mengerti dengan keadaan seperti ini. Tapi kenapa perempuan ini tidak?
"Kamu pilih aku atau kerjaan?"
"Janet, itu bukan sesuatu yang harus dipilih."
"Masalahnya kamu nggak sekali dua kali gini, Than. Sering banget. Bahkan sejak kita pergi ke Bandung waktu itu, kita udah nggak pernah ketemu lagi, lho. Kamu sadar nggak, sih?"
Perdebatan soal jarak, waktu, dan prioritas, lagi-lagi mengusik kehidupan kami. Tidak ada yang mau mengalah. Semua masih kukuh pada egonya masing-masing.
***