Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebutir Apel Pemberian Ibu

24 September 2016   08:25 Diperbarui: 24 September 2016   10:20 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: www.freestockphotos.biz

Ibu telah lama tiada. Puluhan tahun yang lalu. Namun, aku selalu merindukan apel pemberiannya waktu itu. Istriku sering mengeluh, karena aku terus-menerus memintanya membelikan apel ranum seperti yang dibelikan ibuku dulu.

“Semua apel itu sama saja,” cetus istriku sambil memulas bibirnya dengan lipstik oranye. Sama seperti ucapannya yang sudah-sudah. Busana kerjanya hari ini berwarna hitam putih. Sangat pas membungkus tubuh langsingnya. Perempuan itu terlihat semakin menarik di usianya yang menginjak akhir tiga puluh.

“Tapi apel itu berbeda,” bantahku, “rasa manis dan segarnya tak bisa kulupakan.”

“Karena itu apel pertamamu.”

“Tidak,” gelengku,”kupikir bukan karena itu.”

“Mungkin karena ibumu yang membelikan.” Istriku berbalik dengan riasan sempurna: sepasang alis lengkung, kulit tanpa cela serta rona warna di kelopak mata dan pipi.


“Kau istriku, kan?”

Istriku terbahak. “Tentu saja. Memangnya aku istri siapa?”

“Kalau begitu, percayalah suamimu.”

“Sejak kita menikah, sudah tak terhitung berapa kali aku membelikan apel untukmu. Tapi, kau tak pernah merasa puas.”

“Ayolah, aku akan berhenti sampai menemukan apel itu,” bujukku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun