Mohon tunggu...
Fiska Aprilia
Fiska Aprilia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Rena Ini Menakjubkan

26 Maret 2018   18:48 Diperbarui: 26 Maret 2018   18:59 1536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (pixabay)

 

 "Intonasi kamu enggak main Rena, lebih banyak meninggi, makna cerita jadi kurang tersampaikan."

Hari-hari mereka lewati semakin parah, kontestan lain bisik-bisik di telinga keduanya mengadu domba, untuk dekat tak ada harapan lagi. Berkali-kali Rena menjatuhkan badan ke tempat tidur sambil kesal. Danis seakan-akan merebut kelompok pertemannya. Munculah saling adu kedekatan, membentuk kubu-kubu pertemanan yang bobrok. Semua sama, tak ada yang betul-betul mendukung pasang badan di depan untuk mereka, hanya mencuri kesempatan memanas-manasi mereka agar seru, menyalakan obor pertengkaran agar asrama lebih manis. Kebencian Rena dan Danis sudah jadi rahasia umum. Akhirnya perselisihan sampai ke Ibu saat berkunjung mendapati Rena gelisah. Akhirnya Ibu meminta penjaga asrama menasihati mereka berdua, dan teman-teman mereka supaya berhenti jadi pemancing, Ibu berharap jangan sampai ketahuan pihak lainnya, agar tak menjadi sorotan. Ibu tegas menegur Rena, agar tak memiliki sifat iri, dengki, yang kampungan. Tak pernah Ibu mendapati Rena memiliki masalah seperti itu, yang Ibu tahu ia berkawan sejati oleh siapapun. Tak ada bagusnya bersaing dalam dengki sekalipun dalam prestasi, sama saja seperti makan mie instan yang direbus, semakin menjadi ketagihan. Tidak bisa melihat orang lain senang.

Pagi itu Rena sudah segar bugar sehabis mandi. Hari itu tidak seperti pagi biasanya, cuacanya dingin. Ia bergegas menonton teve di ruang tamu bersama teman-temannya. Sementara ada sebagian teman-temannya yang sudah bergegas latihan ke gedung depan asrama. Mereka dibagi-bagi per-kloter, setiap kloter punya bagian jam-nya sendiri. kloter-kloter akhirnya diterapkan panita agar latihan lebih intensif. Jam latihan pun semakin pagi sekarang, jam delapan.

          Mereka tertawa terbahak-bahak bersama menonton film kartun, sambil makan cemilan. Tiba-tiba ada suara gerabak-gerubuk dari tangga, seperti mendekat ke arah mereka. Danis sudah berdiri kelimpungan karena terlambat ikut kloter-nya, ia telat bangun.
         

"Duh gimana dong."

"Coba Nis kamu cek sepeda di halaman, masih ada enggak." Ia segera ke halaman mengecek.
 "Ada, sepeda Rena."

   Rena langsung tersentak hatinya disebut namanya oleh Danis, hatinya seperti berbunga-bunga merasa dihargai, meskipun kalimat itu secuil.

    "Pake aja Nis, Nih gembok rantainya."

     "Enggak apa-apa?"

     "Enggak apa, entar gue jalan aja. "

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun