Tak bisa kutahan niat hati untuk mengetahui perkembangan yang terjadi.
Dan memang benar, yang dikhawatirkan terjadi telah sungguh terjadi.
Aku pun berdoa kembali, bilakah kekerasan ini akan berakhir?
Tanpa sadar, semakin jauh aku membaca timeline acccount twitter seseorang yang terus meng-update persitiwa itu,
semakin air mataku berderai.
Oh negeriku, ibu pertiwiku.
MEngapa terjadi lagi.
Mengapa dengan mudah sebuah aksi kekerasan terjadi mengatasnamakan sebuah paham dan kepercayaan?
Apa gunanya lagi Garuda itu memegang emblem persatuan Bangsa?
Apa gunanya lagi Tri Darma dan frase2 semboyan pelindung negeri ini terpatri di dinding2 gedung mereka?
Sakit hatiku. Meradang karena mengetahui ada yang terluka disana, hanya karena pemikiran sia2 dari segelintir orang