Mohon tunggu...
Ferra Shirly A.
Ferra Shirly A. Mohon Tunggu... istri yang suka menulis dan minum kopi

senang bekerja dan belajar dari rumah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Biarkan Overthinking Mencuri Ketenangan Hidup Kita

10 Februari 2025   13:45 Diperbarui: 10 Februari 2025   13:47 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup memang tak pernah lepas dari ujian. Masalah datang silih berganti, seakan tak memberi jeda. Namun, di balik setiap ujian, bukankah nikmat Allah juga terus mengalir tanpa henti? Sayangnya, kita sering kali terlalu fokus pada satu masalah yang terasa berat, hingga melupakan betapa banyak nikmat yang telah kita terima. Nikmat yang mungkin tak lagi kita sadari karena telah menjadi bagian dari keseharian.

Sehatnya tubuh kita, kemudahan mencari rezeki yang halal, impian demi impian yang satu per satu terwujud, bahkan perjuangan yang dulu terasa begitu melelahkan, kini telah menjadi kenangan indah yang kita syukuri. Maka, mengapa hanya karena satu masalah, kita rela kehilangan ketenangan? Bukankah kita punya Allah yang Maha Besar?

Di sinilah rasa syukur perlu kita hadirkan setiap hari. Ia bukan sekadar ungkapan terima kasih, tetapi juga tameng dari overthinking yang sering kali menggerogoti ketenangan hati.

Lalu, bagaimana agar kita tidak mudah terjebak dalam overthinking? Berikut beberapa hal yang bisa kita tanamkan dalam diri agar hidup terasa lebih ringan:

1. Bersyukur: Kunci Ketenteraman Hati

Overthinking muncul ketika kita terlalu terpaku pada sesuatu yang belum tercapai, yang terasa sulit, atau yang tak berjalan sesuai rencana. Padahal, jika kita mau berhenti sejenak dan menengok ke belakang, betapa banyak kemudahan yang telah Allah berikan. Betapa sering kita melewati kesulitan yang dulu terasa mustahil.

Bersyukur bukan sekedar menerima yang ada, tetapi juga memahami bahwa setiap ujian membawa hikmah yang mungkin belum kita sadari. Semakin kita mensyukuri setiap momen, semakin ringan hati kita menjalani hidup.

2. Yakin pada Allah: Menguatkan Keimanan

Berapa banyak ujian yang dulu kita anggap terlalu berat, tetapi ternyata bisa kita lalui? Berapa kali kita merasa hampir menyerah, tetapi Allah menolong dengan cara-Nya yang tak terduga? Dan berapa banyak ketakutan yang ternyata hanya ilusi, karena pada akhirnya kita mampu menghadapinya?

Allah tak pernah meninggalkan kita. Hanya saja, sering kali kita yang lupa bahwa setiap peristiwa dalam hidup ini adalah bagian dari rencana-Nya. Maka, setelah bersyukur, langkah berikutnya untuk menangkal overthinking adalah menyerahkan segalanya kepada-Nya. Sebab, Dia-lah sebaik-baik perencana dan sebaik-baik penolong.

3. Tawakal: Berserah Diri dengan Penuh Keyakinan

Kita boleh memiliki keinginan, boleh berusaha sekuat tenaga, tetapi pada akhirnya, takdir tetap berada dalam genggaman Allah. Apa yang kita anggap baik, belum tentu baik menurut-Nya. Sebaliknya, sesuatu yang tampak buruk di mata kita, bisa jadi adalah jalan terbaik yang telah Allah siapkan.

Tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi berserah dengan penuh keyakinan setelah melakukan yang terbaik. Ia menghadirkan ketenangan dalam hati, sebab kita percaya bahwa Allah tak pernah salah dalam menetapkan takdir hamba-Nya. Jika sesuatu tak terwujud seperti yang kita harapkan, mungkin Allah sedang menyiapkan sesuatu yang jauh lebih baik. Jika kita kehilangan sesuatu yang berharga, mungkin Allah ingin menggantinya dengan yang jauh lebih berharga dan berkah.

Di setiap ujian, ada penghapusan dosa. Di setiap kehilangan, ada janji bahwa Allah mampu mengganti dengan yang lebih baik. Maka, bersabarlah. Percayalah bahwa Allah selalu punya cara indah untuk menolong hamba-Nya.

4. Menjadi Orang Baik: Investasi Ketenangan Hati

Dalam hidup, satu hal yang tak boleh kita lupakan: kebaikan akan berbuah kebaikan, dan keburukan akan kembali kepada pelakunya. Maka, tak perlu sibuk memikirkan kezaliman orang lain. Tak perlu merisaukan ketidakadilan yang kita terima. Ada Allah yang Maha Melihat, Maha Adil, dan Maha Perkasa.

Fokuslah pada diri sendiri. Jadilah orang baik. Jangan biarkan satu masalah membuat kita kehilangan arah, apalagi kehilangan keyakinan pada ketetapan Allah. Setelah berusaha, cukup berserah. Jangan berharap pada manusia, sebab hanya Allah yang mampu mengangkat derajat kita, memberi keberkahan dalam setiap usaha yang kita tempuh, dan membuat kita "kaya", bukan hanya dalam materi, tetapi juga dalam hati.

Sebab, di luar sana banyak orang yang terlihat bahagia dengan kekayaannya, tetapi nyatanya hatinya kosong. Ada yang sukses, tetapi caranya salah. Mereka menipu, mengingkari janji, berbuat dzalim, dan menghalalkan segala cara hanya demi keuntungan pribadinya. Bisa jadi mereka tampak ceria, tetapi sesungguhnya hanya berpura-pura. Karena kebahagiaan sejati hanya akan hadir dari hati yang bersih dan rezeki yang halal, termasuk ditempuhnya pun dengan cara yang halal.

Maka, cukup berusaha sebaik mungkin. Serahkan hasilnya kepada Allah. Dan yang terpenting, jangan biarkan overthinking mencuri ketenangan hidup kita. Karena sejatinya, bahagia itu sederhana, cukup dengan hati yang bersyukur, yakin, dan tawakal kepada-Nya.

Karena pada akhirnya, segala yang terjadi dalam hidup ini menyimpan pelajaran berharga agar kita semakin pintar, semakin bijak, dan tidak mudah terbuai oleh janji-janji manusia. Sebab, bergantung kepada manusia hanya akan berujung pada kekecewaan, sementara bersandar kepada Allah yang Maha Kaya lagi Perkasa adalah kecukupan yang hakiki, "lebih dari cukup, lebih dari segala-galanya". 

Allah, yang bisa memberikan apa saja, bahkan bisa memberi ganti yang berkali-kali lipat indahnya. Bahkan sekedar yang terbesit dalam hati. Maa syaa Allah Laaquwwata Illa Billah..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun