Dengan kata lain, peradaban adalah gema panjang dari ajaran seorang guru agung. Seperti riak kecil di air yang berubah jadi gelombang besar, seorang guru yang unik bisa melahirkan mayoritas individu unik, dan dari sanalah lahir peradaban yang kokoh.
Kalau mau kita tarik ke masa depan: bangsa yang ingin mencipta peradaban baru harus bertanya---siapakah guru agung kita hari ini? Apakah kita masih punya mercusuar yang menyalakan otentisitas murid, atau hanya pabrik pengajar standar yang mengejar angka dan sertifikat?
Penutup: Menyiapkan Fondasi Peradaban
Bangsa yang berhasil membentuk dan mengumpulkan pengajar unik sesungguhnya sedang menyiapkan fondasi untuk melampaui sekadar bertahan hidup. Ia sedang menyiapkan diri menjadi bangsa penuntun sejarah, bukan pengikut.
Di tengah badai global---disrupsi teknologi, krisis lingkungan, benturan ideologi---pengajar unik hadir sebagai mercusuar. Mereka menyalakan cahaya bukan hanya untuk murid, tapi untuk seluruh bangsa. Dan bangsa yang mampu merawat mercusuar ini, akan menemukan dirinya bukan sekadar bertahan, melainkan memimpin arah peradaban dunia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI