4. Sunan Kalijaga dan para Wali Songo
Di Nusantara, Wali Songo bukan hanya penyebar agama, tetapi guru kebudayaan. Mereka mengajarkan Islam dengan cara yang unik sesuai lokalitas: lewat wayang, gamelan, arsitektur, pertanian. Murid-murid mereka bukan sekadar santri, tapi juga para pengrajin, seniman, pemimpin desa---individu unik yang membangun wajah Islam Nusantara.
Guru di Masa Modern
1. Ki Hadjar Dewantara
Pendiri Taman Siswa ini memahami bahwa pendidikan bukan sekadar pengajaran, melainkan pembentukan manusia merdeka. Ia melahirkan murid-murid yang sadar diri, kreatif, dan cinta bangsa. Gagasannya tentang ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani menjadi prinsip pendidikan nasional, karena ia menyalakan keunikan setiap anak.
2. Mahatma Gandhi
Gandhi mungkin lebih dikenal sebagai pemimpin politik, tetapi sesungguhnya ia adalah guru---seorang pembimbing ruhani dan moral. Ia mengajarkan murid-muridnya (dan bangsanya) untuk menemukan keunikan jalan non-kekerasan. Dari Gandhi lahir generasi pemimpin India yang berani menghadapi kolonialisme dengan cara yang tak terbayangkan sebelumnya.
3. Paulo Freire
Melalui bukunya Pedagogy of the Oppressed, Freire menjadi guru bagi jutaan pendidik di seluruh dunia. Ia menentang pendidikan gaya "bank" (murid sebagai celengan kosong) dan mendorong pendidikan dialogis yang membangkitkan kesadaran kritis. Ia menyalakan api pada banyak pengajar, yang kemudian menyalakan api pada murid-murid mereka.
4. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Gus Dur sering disebut politisi, ulama, bahkan budayawan, tetapi yang tak kalah penting: ia seorang guru bangsa. Ia menumbuhkan banyak individu unik---dari santri, aktivis, seniman, hingga politisi---yang berani berpikir otentik dan plural. Dari Gus Dur lahir jejaring murid yang kini mewarnai wajah kebangsaan Indonesia.
Refleksi
Pola yang tampak jelas:
Guru agung tidak pernah mencetak duplikat. Mereka menyalakan potensi otentik murid.
Murid-murid unik itu yang kemudian membentuk kolektif---dan dari kolektif unik inilah lahir peradaban.
Peran guru sering kali lebih besar daripada peran penguasa, sebab penguasa hanya memegang kekuasaan, sedangkan guru membentuk kesadaran.