Guru yang mau belajar bersama murid, bukan hanya mengajar dari atas, akan mampu membangkitkan semangat belajar sejati.
Peserta didik sering diperlakukan sebagai objek: mereka duduk diam, mendengar, mencatat, lalu diuji. Padahal, Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa pendidikan adalah menuntun kodrat anak.
Setiap anak punya bakat dan minat yang berbeda, dan mutu pendidikan baru tercapai jika perbedaan itu dihargai.
"Ing madya mangun karsa" berarti guru harus membangkitkan karsa, kemauan, dan semangat dari dalam diri murid. Anak yang belajar karena dipaksa hanya akan paham sebentar, tetapi anak yang belajar karena rasa ingin tahunya menyala akan tumbuh menjadi pembelajar sejati.
Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang menjadikan murid subjek aktif, bukan objek pasif.
Contoh konkretnya bisa dilihat dalam metode pembelajaran berbasis proyek. Ketika murid diberi kesempatan meneliti masalah di lingkungannya, membuat karya, atau mempresentasikan idenya, mereka belajar lebih banyak tentang berpikir kritis, kerja sama, dan tanggung jawab.
Nilai akademis tetap penting, tetapi karakter dan kreativitas jauh lebih menentukan masa depan mereka.
Peran Orang Tua, Keluarga dan Masyarakat
Pendidikan bermutu tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di rumah. Ki Hadjar Dewantara pernah berkata bahwa keluarga adalah pusat pendidikan yang pertama dan utama. Di rumah, anak belajar nilai kejujuran, disiplin, dan kasih sayang. Jika rumah gagal mendidik, sekolah akan kesulitan memperbaikinya.
Orang tua tidak perlu menjadi guru mata pelajaran, tetapi cukup menjadi teladan dan pendamping. Misalnya, dengan membiasakan membaca di rumah, membatasi penggunaan gawai dengan bijak, atau mendampingi anak saat belajar tanpa marah-marah.
Hal-hal kecil seperti ini lebih berpengaruh daripada memaksa anak masuk bimbingan belajar yang mahal.
Sayangnya, banyak keluarga di Indonesia menghadapi tantangan sosial-ekonomi. Orang tua sibuk bekerja, waktu untuk anak terbatas, dan pendidikan di rumah sering terabaikan. Karena itu, penting ada kesadaran bahwa pendidikan bukan hanya tugas sekolah, melainkan tanggung jawab keluarga.