Mohon tunggu...
Fandi Ahmad
Fandi Ahmad Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, mentor, enterpreuner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis,mentor, enterpreuner saya seorang penulis artikel kesehatan dan juga agama. Mentor Menulis dan enterpreuner

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hilang

11 Desember 2020   15:46 Diperbarui: 11 Desember 2020   15:56 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi / sumber gambar www.pixabay.com

Kondisi Arwan yang terlihat sudah tidak sadarkan diri akibat pengaruh alkohol, membuat Adinda, yang kala itu masih setengah sadar, menelpon Adera dan berharap untuk dijemput.

"Ra, bisa jemput gue?" ucap Adinda setelah berhasil keluar dari bar dengan mengendalikan tubuh yang sempoyongan.

"Dimana? Kok berisik?" tanya Adera di ujung telepon.

"Di bar tengah kota. Cepet ya Ra." Putus Adinda sepihak.

Dengan rasa sadar yang hampir menipis, Adinda mencoba berjalan menjauhi bar itu. Mengabaikan tatapan dari orang sekitar tentang usianya yang masih belia tapi sudah mencoba minuman haram itu.

Masih dengan tubuh yang sempoyongan, Adinda nekat menyeberang jalan.

"Adindaa.."

Tubuhnya seakan di dorong hingga terlempar saat ia mendengar suara tabrakan di belakangnya. Saat menolehkan kepalanya, pengaruh alkohol yang tadi sempat ia cecap itu hilang sudah.

Matanya seakan tak percaya. Hingga ia melangkahkan kakinya, menuju seseorang yang tadi mendorong tubuhnya. Tubuhnya lemas seketika saat ia berhasil melihat dengan jarak yang sangat dekat. Cairan bening yang sempat menghilang itu, memaksa untuk keluar.

Pandangannya semakin memburam ketika Adinda sadar sekelilingnya adalah darah.

Ya, darah dari orang yang sama yang selalu menolongnya. Dia, Adera. Sahabatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun