Mohon tunggu...
Fandi Ahmad
Fandi Ahmad Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, mentor, enterpreuner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis,mentor, enterpreuner saya seorang penulis artikel kesehatan dan juga agama. Mentor Menulis dan enterpreuner

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hilang

11 Desember 2020   15:46 Diperbarui: 11 Desember 2020   15:56 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi / sumber gambar www.pixabay.com

"Kamu, berbeda Din."

***

"Kamu tau Ra? Tatapan mata kecewamu saat itu selalu teringat."

Tangis yang Adinda yang semula sedikit mereda, kembali tumpah ruah. Sesak kembali mendera dadanya hingga berujung pada pening di kepala Adinda.

Hembusan angin yang mulanya terlihat perlahan, kini pun ikut berubah menjadi kencang. Di dukung dengan kumpulan awan hitam yang mulai terlihat di atas sana.

***

"Mau kemana?" tanya Adinda menyelidik saat tepat pukul tujuh malam, Arwan menjemput di indekosnya.

"Kamu akan tau nanti."

Senyum yang ditampilkan Arwan membuat Adinda luluh dan percaya. Hingga motor yang dikendarai Arwan berhenti di tempat parkir salah satu bar di pusat kota.

Masih mengenyahkan pikiran negatifnya, Adinda pun menurut saat jemarinya di genggam Arwan untuk masuk ke dalam sana.

Detik berganti menjadi menit hingga berubah menjadi jam. Sampai pada jam yang ketiga, Adinda masih belum diantar pulang Arwan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun