Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Penyair Paruh Waktu

Jangan hempaskan, tuliskan!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cuaca Yang Tak Bisa Diramal

18 Juli 2025   12:28 Diperbarui: 18 Juli 2025   12:28 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

aku tersenyum di antara gemuruh
dengan jari yang gemetar
menulis puisi di udara
mencari makna dari bisikan yang datang tanpa undangan

aku menelan senja dalam bentuk tablet kecil:
quetiapine, zipren, fluvoxamine, sertraline
membuat pagiku terasa lambat
dan malam jadi terlalu sunyi untuk ditiduri

aku tak pernah tahu
mana hari yang akan memelukku,
dan mana yang akan menenggelamkanku diam-diam
setiap detik adalah pertarungan kecil
antara aku yang ingin hidup
dan aku yang ingin diam selamanya

dan jika kau bertanya kenapa aku terlihat biasa-biasa saja
itu karena aku telah melatih wajahku
untuk tampak tenang di hadapan dunia
meski dalam diriku,
seluruh musim tak pernah berhenti bertabrakan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun