Mohon tunggu...
FAIZ FATURROHMAN
FAIZ FATURROHMAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MAHASISWA SASTRA INGGRIS UIN JAKARTA.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Two Words: Indonesia Version

20 Desember 2022   12:46 Diperbarui: 20 Desember 2022   12:52 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Anak Muda: "namaku Bima Pandawa yang mulia." Sambil membungkuk di hadapan Raja.

Raja Wijaya: "baik Bima, salah satu pengawal ku telah melihat kemampuanmu. Dia bilang kau adalah orang terkuat di kerajaan ini setelah aku dan Meda... dan aku dengar kau membunuh banyak penyihir pada saat Wonosari di serang. Aku ingin kau buktikan itu di hadapanku. Aku ingin kau melawan 10 prajurit ku dengan tongkat itu."

Pertarungan pun dimulai dan di tonton oleh banyak masyarakat, pertarungan ini berlangsung tidak lama. Bima berhasil mengalahkan 10 prajurit itu dengan mudah walaupun ini adalah peratrungan 1 orang melawan 10.

Raja Wijaya: "baiklah aku terkesan dengan bakatmu itu anak muda." Sambil tersenyum. "apakah kau bersiap menggantikan posisi Marhapatih Meda?"

Bima: "dengan senang hati yang mulia. Ini adalah mimpiku  sejak kecil, aku ingin menjadi salah satu orang yang berguna untuk Wonosari. Aku juga kehilangan keluargaku saat serangan itu."

Raja Wijaya: "baiklah... rakyatku yang kucintai dan yang kumuliakan. Mulai hari ini dengan hormat aku tunjuk Bima Pandawa sebagai pemimpin militer tertinggi untuk menggantikan tugas Meda yang ditinggalnya." Sambil mengarahkan pedangnya kepada Bima yang sedang berlutut untuk diberi gelar jabatan. "aku akan memberikannya gelar Adipati sebagai pemimpin pengganti." Sorak dan tepuk tangan masyarakatpun meramaikan Keraton untuk menyambut pemimpin militer tertinggi itu.

7 tahun berlalu... Meda masih belum kembali. Kondisi Wonosari sudah mengalami kepesatan pembangunan dan banyak bangunan baru yang megah, salah satunya adalah candi yang ingin di bangun oleh Raja Wijaya 7 tahun lalu saat ini sudah diresmikan dan diberi nama Candi Cakra. Raja Wijaya masih belum menikah sampai saat ini, dan Adya pun perlahan bertumbuh besar. Adya tumbuh tanpa adanya sosok ibu disampingnya, dan itu mungkin membuatnya sedikit bandel. Dia sering menyelinap keluar Keraton dan bermain oleh anak-anak lainnya walaupun ayahnya itu melarangnya. Tidak hanya itu, dia sering membuat nangis teman-temannya dan dia juga sering mencuri barang milik orang lain, karena ulahnya itu ayahnya sering menghukumnya diruang bawah tanah. Tetapi disamping sifatnya yang agak nakal, dia sering juara kompetisi memanah di tingkat kerajaan, dia selalu menjadi nomor satu, karena memanah adalah hobinya sejak ia berumur 3 tahun dan bakat itu diajari oleh ayahnya dan juga di bimbing oleh Adipati Bima.

Memasuki musim hujan, dan saat Adya berumur 7 tahun dia terus mengasah kemampuan memanahnya walaupun dibawah hujan deras. Setiap hari dia berada dilapangan memanah, tidak ada yang menemaninya. Dia tidak punya teman, dia selalu dijauhi oleh orang-orang karena kenakalanya saat dia berumur 5 tahun. Sesekali Adipati Bima datang untuk melihat Adya yang sedang berlatih. Saat Adya berumur 10 tahun ia mulai diajari ilmu bela diri, sebelumnya ia tidak mau mempelajarinya karena hobi dia hanya memanah. Tetapi setelah Adipati Bima memaksanya dan juga tekanan dari ayahnya dia akhirnya mau berlatih dan mulai mempelajari ilmu bela diri. Lalu Rden Adya bertanya kepada Adipati:

Raden Adya: "kenapa aku harus selalu mengikuti perintahmu?"

Adipati Bima: "kau adalah calon putra mahkota Adya... kau harus kuat untuk menggantikan tahta ayahmu nanti."

Raden Adya: "sudah berapakali aku katakan kepadamu dan ayah... aku tidak mau menjadi putra mahkota. Aku saja dibenci dan dijauhi oleh orang-orang.. lalu mengapa aku harus menjadi pemimpinya??" dia mengataknya dengan penuh amarah dan kesal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun