Aidit diketahui memang memang sudah menganggap Mao sebagai sahabat dan juga guru satu ideologi. Aidit pernah bermain sastra karena Mao Zedong bermain sastra. Aidit perah berenang menyebrangi sungai di Jakarta pun karena Mao Zedong pernah melakukan hal serupa di sungai Yang-Sia, China. Mao benar-benar tokoh yang diteladaninya.
Naas sungguh sayang. Puisi yang dibuatkan untuknya tidak pernah didengar oleh Aidit. Puisi yang menebarkan benih keharuan, ditulis dengan mengibaratkan bunga yang tidak sempat mekar dan berguguran. Menjadi sebuah elegi yang sudah pasti berarti.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI