Mohon tunggu...
Faizal Chandra
Faizal Chandra Mohon Tunggu... Relawan - Guru Matematika

terus belajar dan terus belajar untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Editor Waktu (Bagian 1)

19 Maret 2018   10:17 Diperbarui: 19 Maret 2018   10:17 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://cdn2.tstatic.net

"Iya iya, tapi akal sehatku susah menerima hal hal seperti itu. aku jadi merasa takut untuk menulis lagi, aku takut apa yang akan ku tulis akan menjadi kenyataan. Ini semua bertentangan dengan logika murni yang selalu jadi prioritasku dalam memecahkan berbagai persoalan hidupku, bukan meramal-ramal begini." Wijaya duduk lemas di sofa ruang tamunya yang dipenuhi kertas-kertas kerjanya yang bercampur aduk antara cerpen dan tugas-tugas kuliahnya.

Sandy mengeluarkan buku yang masih bersegel dari dalam tasnya. "coba tebak buku apa yang aku cari di Toko tadi? Nih.." dia menyodorkan sebuah Novel terjemahan berjudul Futility (wreck of the Titan). "jangan mikir yang aneh-aneh dulu, baca saja ceritanya, siapa tahu bisa memberimu inspirasi untuk menulis cerpen baru, aku tahu kau sedang dikejar-kejar deadline kalau kau masih mau bekerja jadi penulis majalah itu.." Wijaya mengambil novel itu dari Sandy.

"Iya sih, soalnya aku juga tidak bisa menolak permintaan mereka yang begitu memburu, dan berhubung aku juga butuh uang tambahan jadi aku mau untuk tetap menjadi penulis mereka." Wijaya membuka segel plastik novel tersebut dan mulai membuka-buka isi novel tersebut. "Futility (Wreck Of the Titan), ini novel klasik ya? Kenapa kau beli ini?"

"Sudah baca saja nanti, semoga kau bisa dapat inspirasi. Kalau sudah kau baca akan ku beritahu sesuatu yang menarik." ujar Sandy.

"Iya malam ini juga akan ku habiskan novel ini. Dan tolong jangan membicarakan sesuatu yang membangkitkan rasa penasaran..." Setelah berbincang-bincang lumayan lama, Sandy pun pulang.

Jam dinding menunjukkan pukul delapan malam, Wijaya membuat secangkir kopi dan mulai membaca Novel tersebut. Wijaya begitu menikmati cerita tersebut hingga tak sadar telah menamatkan bacaan tebal tersebut pada pukul 11. Tiba-tiba dia dapat ide untuk mulai menulis cerita, walau cerita yang ia tulis jauh berbeda dengan Novel yang ia baca, menurut Wijaya, Novel itu punya cara yang inspiratif baginya untuk membangun sebuah alur cerita. Besoknya, sore hari Wijaya mendatangi Rumah Sandy untuk mengembalikkan Novel tersebut dan mampir untuk bermain sebentar.

"Nih San, sudah ku tamatkan. Bagus banget ceritanya, tapi kenapa cerita novel ini benar-benar persis dengan Tragedi Titanic sih? Apa novel ini diangkat dari kisah tenggelamnya kapal Titanic? Aku belajar membuat alur cerita yang bagus dari novel yang kau pinjamkan ini, ya walaupun itu novel dan yang ku tulis hanya cerpen sih haha" Wijaya mengambil secangkir teh hangat yang dibuat oleh Sandy.

"Hahaha wi..wi, sejarahmu dapat berapa sih dulu? Ini yang justru ingin ku bahas denganmu."

"Apa? Novel ini?" tanya Wijaya.

"Tadi kau bilang novel Futility ini mungkin diangkat dari kisah Titanic bukan?"

"Iyalah, sudah sangat jelas ceritanya pun juga persis."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun