Mohon tunggu...
Faisal yamin
Faisal yamin Mohon Tunggu... Nelayan - Belajar menulis

Seorang gelandangan pikir yang hobi baca tulisan orang

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Terumbu Karang dan Nasib Biota Laut Kita

23 Juni 2021   21:34 Diperbarui: 23 Juni 2021   21:41 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin dia karang atau sejenis karang sebab saya tidak begitu mengetahui nama latinya. Batu itu diambil dan kemudian di letakkan di dasar talud. Akibat konstruksi yang kurang baik beberapa bagian talud yang menggunakan batu karang telah pecah dan retak di hantam ombak.

"Dulu waktu pembuatan talud, ada beberapa waraga di sini yang hendak mengambil batu babang di depan. Namun bapak melarang mereka, jika di ambil batu disitu karang nanti rusak dan ambrasi datang menyalami kita." Ucap ayah saya di suatu malam saat saya menanyakan pembenaraan batu karang yang dijadikan material.

Saya pastinya turut prihatin, ketika melihat batu-batu tempat ikan-ikan di ambil dan dijadikan materi pembangunan talud dulu. Pasalnya banyak ikan yang akan berimigrasi karena tidak punya rumah untuk ditempati lagi di sini. Mungkin ini juga sebuah pembenaran dari hasil mancing yang kami dapati itu dalam beberapa ekspedisi. Belum lagi abrasi yang siap mengintai pantai kita sesekali.

Untuk mengurai tanya dari informasi yang saya terima tersebut, saya putuskan untuk melihat secara langsung dan memastikan seperti apa nasib karang-karang itu. Maka pada suatu siang kebutulan air laut surut dan karang-karang terlihat memanjang. Di kejauhan terlihat sudah ada empat anak usia Sekolah Dasar (SD)  yang bermain di pasir. Saya bergerak menuju arah mereka sembari menayakan perihal yang dilakukan.

"Sedang apa kalian distu?" Tanyaku

"Sedang main perahu-perahu ni kaka Fais." Jawab Botil.

"Oh kalian mau tidak ikut kaka cari gurita.?

"Oh mau kak, Ayo kita cari gurita." Ucap Botil lagi.

"Wah kalau begitu, ayo Botil, Hamdi, Isto,dan Faidil kita bergerak."

Namun sebelum menuju ke gugusan karang itu, saya menitip pesan ke mereka untuk tidak menginjak karang yang masih hidup. Untuk di ketahui, tepat di depan kampung saya karang memanjang sekitar 200 meter dengan berbagai koloni karang di dalamnya. Dengan 3 pintu masuk menuju pantai yang sekaligus menjadi sekat sehingga menjadi 3 bagian masing-masing sekitar 50an meter lebih berdasarkan perkiraan. Bagian itu kami namakan karang palaodagai letaknya di selatan kampung, karang tengah dan karang Gamoci yang letaknya di Utara.

Setelah menyusuri batu sembari melihat lubang gurita, sampailah kami di karang tengah yang letaknya pas di belakang rumah saya. Saya berjalan di depan dengan hati-hati dan mereka ber 4 mengikuti saya dari belakang. Kami berjalan melihat lubang gurita juga mengamati kondisi karang. Dan memang bagian tengah, banyak karang yang telah mati. Padahal dulu saat kecil karang-karang yang kami pijaki itu yang paling subur dan banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun