Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature Pilihan

Terumbu Karang dan Nasib Biota Laut Kita

23 Juni 2021   21:34 Diperbarui: 23 Juni 2021   21:41 265 9
Di suatu pagi yang cerah di bulan Mei, saya dan adik saya duduk di ruang depan menikmati kopi hitam sembari bercerita lepas. Sudah menjadi kebiasaan kami di selah waktu belajar juga jika tidak punya rutinitas dan kerja yang berat.  Kami akan bercerita banyak mulai hal yang serius sampai dengan bercanda. Semua itu kami lakukan hanya untuk melepas kepenatan dan menjaga keharmonisan persaudaraan.

"Abang kan sudah selesai study kemarin. Abang tidak punya niat yang pulang kampung?" Tanya adik saya.

Mendegarnya saya langsung jawab, "Pulang dik, mungkin tiga hari lagi. Saya mau jiara ke makam kakek dan nenek kita juga bantu bapak ke kebun dan tentunya memancing."

"Oh iya bang, kalo soal mancing kualitas Abang tidak bisa di raguhkan lagi. Walau Abang selalu kala dari saya." Ucap adik saya disertai tawa.

Mendengar ucapanya saya tidak mau kala, "Ah kau ini baru narik ikan bobot 20 kg sja sudah merasa di atas angin. Abang sampai narik lumba-lumbah saja selalu merendah." Ucap saya dan tawah kami pecah.

Memancing adalah hobi saya dan adik saya sedari kecil. Hobi itu mungkin turun dari kakek dan bapak saya. Mereka biasanya pergi melaut di waktu sore dan malam jika kerja kebun telah selesai di kerjakan. Ketika pergi melaut, bapak saya juga sering mengajak saya ketika saya masih berusia kanak-kanak.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun