Tapi karena tidak punya alasan untuk bergabung, dan hanya ingin memastikan perempuan yang datang adalah orang yang ia kenali, Kumis menolak dengan halus.
"Saya ini sedang cuti, jadi sekali-sekali mau kumpul semacam ini. Kalau soal kompak dan selamat mudah-mudahan sebagai penghuni gang buntu tetap selamanya begitu."
"Bukan cuma kompak dan selamat saja, Tapi pelan-pelan kaya raya,"cetus Kuman tiba-tiba yang diamini Suwar dan Kamid. Kumis agak terperangah mendengarnya, namun ia bisa menguasai keadaan.
"Wah kalau soal itu, saya ini pegawai jadi ikuti saja sebagai pekerja biasa. Lagi pula anak-anak sudah besar."
Jawaban Kumis membuat ketiganya tidak melanjutkan untuk mengajaknya bergabung. Sebutan pegawai menjadikan ketiganya punya rasa minder.
Karena suasana tiba-tiba jeda dan diam, Kumis mencoba mencairkan.
"Tamu bapak-bapak ini, mohon maaf, pak Kamid, dia kemana?"
"O dia ada di kamar?"
"Di kamar?Sendiri?"
"Tidak, bersama istri."
Seketika Kamid menjawab seketika itu pula para isteri ketiganya muncul bersamaan dari kamar dan menuju ruang tamu. Entah apa yang mereka perbuat.