Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Begitu Melimpahnya Ruang yang Berbeda

14 November 2022   12:55 Diperbarui: 30 Mei 2023   18:06 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi melimpahnya ruang yang berbeda (Sumber gambar : wordpress.com)

Anak-anakku mungkin, begitu pula orang dewasa, tetangga, pesohor, bahkan orang pedalaman yang telah kepincut dengan barang-barang ekonomi akan terpikat dengan ruang materi.

Saya dan mereka tidak menampilkan dirinya di tempat yang sama, tetapi, dalam ruang yang berbeda di luar dirinya. Karena jaringan ruang teater mengisi ingatan dengan dirinya sendiri.

Disamping immaterial, tempat dimana pengaruh akan dimunculkan secara beriringan. Sehingga, suatu peristiwa tidak berusaha membawa momentum-momentum sebagai penampakan biasa untuk kembali kepada rangkaian dan peristiwa yang sama.

Tetapi, sebaliknya, ia tetap tidak berhenti untuk membentangkan ingatan kita memasuki jantung wilayah kemunculan peristiwa-peristiwa. Dari pembentukan relasi-relasi dengan bergerak maju kembali dan sampai memberikan peluang perjuangan tidak henti-hentinya. Jika tidak, ia tidak lebih monumen yang dicanangkan untuk dibaca atau dilintasi ulang. Titik relasi antara permikiran dan teks, akhirnya, tidak mampu mengisolasikan dirinya dalam menyimpan jumlah buku yang menginspirasi.

Kadangkala, suatu pernyataan tidak lagi bersifat psikopatologis, tetapi. Ia cenderung memilih tinjauan ekstra ilmiah, seperti mitologi atas orang kesurupan akan dipandang sebagai bentuk ketidakseimbangan antara logika dan kalimat. Ia tidak muncul menjadi gejala pikiran picik dalam susunan yang teracak-acak atau tidak seimbang dalam motif, ruang, dan waktu dari peristiwa yang berbeda dan pada gejala yang sama. 

Layak untuk disuarakan, bahwa tidak akan pernah bertahan lama pantulan sekunder, karena hal-hal yang primer dari gagasan selalu tidak terpisah dengan jumlah keadaan yang tidak terhitung dari peristiwa. Geometri, mitologi, dan kedokteran muncul diantara pengujian konsep-konsep lama menjadi bidang ilmu pengetahuan atau disiplin ilmiah tidak akan pernah lengkap apa yang dimilikinya, tanpa berkesudahan untuk menangani citra pikiran yang muncul tenggelam dalam peristiwa yang berbeda. 

Tidaklah terburu-buru diingat kembali, bahwa filsafat tidak untuk dipertentangkan dengan disiplin ilmu yang bersifat medis. Begitu pula peristiwa dan rangkaian dari skandal, korban kausalitas dan rencana jahat, nampaknya tidak sebanding dengan anak-anak setiap saat terancam oleh penampakan gadis yang cepat tumbuh menjadi dewasa, pendidik serta siswa yang puber, pebisnis dan bujang yang karuan, suami otoriter atau kejam, seorang sableng (murni) dikurung, rumah tangga yang berantakan dan sebagainya tidak terpaksa untuk memasuki peristiwa tanda menjadi saksi sekaligus hakim dalam peristiwa-peristiwa berikutnya. Materialitas kesenangan yang meruang begitu sulit untuk dihakimi, kecuali ketidaksalurannya pada sesuatu.

***

Saya melihat, dalam ruang batin, pengetahuan intuitif memungkinkan muncul di tengah ketidakhadiran 'model miniaturisasi' (medsos, internet). Lantas, benda-benda di sekitar kita, yang menyimpan jalinan relasi antara perbedaan dan heterogenitas gejala mengiringi penemuan virus tertentu dalam butiran air saat seseorang mengidap flu.

Dari situlah, malapetaka ruang penyakit (misalnya, pandemi corona) memiliki ruang interaktif dengan ruang pengetahuan melalui penemuan vaksin yang sama sekali tidak terduga.

Tetapi, tanda itu bisa lebih mudah ditemukan dari seseorang yang berpenyakit yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun