Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Ayah Enggan Berbicara tentang Diskursus Kuasa?

23 September 2022   12:55 Diperbarui: 18 Oktober 2022   09:14 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : geotimes.com

Ditambah para petugas putar balik kendaraan karena melawan arus lalu lintas atau melakukan penyekatan kendaraan.

Memang sejauh peristiwa disipliner berlangsung, kita belum melihat kemajuan signifikan dari PPKM dalam sepekan berdasarkan kedisiplinan maupun penurunan jumlah yang terpapar corona.

Begitulah kemunculan-kemunculannya berbeda daripada ketergesa-ketergesaan tindakan, kenekatan, dan kekeraskepalaan terhadap penerapan kebijakan dan bahkan penolakan padanya.

Kita juga mengakui, keketatan pengaturan  pembatasan ruang pergerakan memiliki dampak tersendiri seperti fenomena kemacetan sejumlah jalan dan penghasilan menurun.

Sudah tentu, kebijakan kuasa-pemerintah selama tujuh belas hari dengan segenap logika instrumental dan pertimbangan rasional lain terhadap pandemi yang membayang-bayangi kehidupan kita tidak serta merta bisa menyelesaikan permasalahan krisis corona dan menciptakan pemulihan ekonomi nasional.

Dalam dunia nyata, perubahan karena kedisplinan sebagai bagian dari mekanisme kuasa dan karenanya esensi kuasa ditemukan dalam regulasi atau prosedur. Sebaliknya, dalam istilah orang, pencarian jalan keluar dari permasalahan krusial dan kritikal bukanlah pekerjaan satu hari satu malam.

Terlepas apakah ia semboyan atau bukan, terdapat pernyataan dalam ruang komunikasi melalui medium: "Kesehatan pulih, ekonomi bangkit."  

Tetapi, semuanya datang dari kekuatan penampilan melalui tubuh, yang darinya kita bisa melihat pengukuran kinerjanya, bukan sekedar semangat, kesadaran atau kehendak yang menggebu-gebu, yang bisa dikatakan sangat sulit diukur, dipastikan, dan dikuantitaskan sebagai obyek pengetahuan.

Dari urutan kronologis, satu hal penting patut dipertanyakan mengenai pembentukan relasi antara pernyataan dan gema akan berbeda ketika kita mengucapkan selamat tinggal pandemi sekarang juga tampaknya mulai merambat pelan-pelan kedengaran.

Sebaliknya, kita menyambut selamat datang pandemi dan berusaha berdamai dengan pandemi, tetapi apa yang ingin kita bicarakan semalam suntuk, jika ternyata kita juga tidak ingin mundur dari pergolakan krisis ganda, yaitu krisis kesehatan dan bisa dikatakan ancaman krisis utang negara menjadi istilah krisis utang Covid.

Meskipun IMF memberi 'lampu hijau' padanya, ia setidak-tidaknya pernah memiliki gema, yang kemungkinan pergerakannya menuju arah lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun