Kadangkala, jejak-jejak kasus penyakit mematikan seperti pandemi corona terlacak di tempat lain adalah jejak-jejak yang menimbulkan kontak lain.
Paling tidak, jejak-jejak yang dimaksudkan perlu dipertanggungjawabkan kebenaran ilmiahnya di hadapan kita dan di hadapan kelahiran kuasa administratif dalam prakteknya di seluruh sendi kehidupan.
Kuasa negara memiliki tiruan dirinya yang mesti dipatuhi oleh penyelenggara negara untuk mengurusi emigrasi, agama hingga fakir miskin.
Aparatur negara seperti polisi, militer, dan aparatur pemerintahan lain sebagai institusi negara atau pelayan-pelayan sipil. Mereka bertugas untuk mengurusi dan mengintervensi hal-hal dari organisasi kemasyarakatan, ritual keagamaan hingga unit kegiatan produksi skala kecil, dari kehidupan intelektual hingga akses jalan, jalan raya, sarana, dan prasarana umum lain.
Di sini, tiruan kreatif dan produktif dari setiap aparatur negara menjadi cara untuk mengubah dari sistem administrasi ke disiplin sebagai keseluruhan tampak tidak nyata, tetapi nyata pada bagian tugas dan fungsi kontrol dan pengawasan atas tubuh individual, baik saat keadaan normal maupun dalam keadaan krisis atau kenampakan dalam kehidupan yang tidak tertib.
Diantara tugas dan fungsi kuasa negara ditunaikan untuk menghadapi kritisisme, yaitu dengan jalan bagaimana melayani dan mengelola ucapan dan teks atau diskursus, yang bergerak dari politik kesehatan ke mekanisme kontrol, pengawasan, dan pembatasan aliran masuk warga negara asing hingga desas-desus segala macam teori konspirasi atau ada jenis produk vaksin berbahaya, yang bisa mendatangkan tawa dari luar dirinya sendiri.
Demi ketertiban, keamanan, dan pertahanan negara di tengah krisis kesehatan disitulah peran polisi dan militer pun turut terlibat untuk menanganinya.
Obyek pelayanan dan pengelolaan yang dijalankan oleh kuasa negara dengan segala perangkat aparaturnya adalah manusia, secara individual dengan seluruh relasi kehidupan sosialnya.
Kata lain, Individu yang tersosialkan menjadi kuasa atas dirinya sendiri untuk mematuhi peraturan dalam hubungannya dengan kuasa lain.
Sebagai disiplin akademik, kuasa dalam pemerintahan memiliki kemampuan untuk menganalisis, mengklasifikasi, dan mengelola perbedaan internal, tatkala terjadi pandemi.
Perbedaan yang ada hanyalah perbedaan teknik dan prosedur atau strategi penanganan akumulasi konsep, akumulasi penularan, dan hingga akumulasi kematian.