Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Ayah Enggan Berbicara tentang Diskursus Kuasa?

23 September 2022   12:55 Diperbarui: 18 Oktober 2022   09:14 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : geotimes.com

Peristiwa krisis dan malapetaka saat ini telah melampaui teori, termasuk seluruh analisis yang menyertainya.

Sejauh ini, kuasa negara memainkan dirinya dan secara diam-diam mengambil sasaran di luar dirinya.

Berkat kuasa bukan hanya mekanisme dan efek yang melekat padanya, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mereplikasi tiruan dalam realitas atau mereproduksi sel-sel kehidupan melalui koordinasi, sosialisasi, kontrol, dan pengawasan yang terpadu, maka ambang batas kebebasan individu selama bisa dilacak keberadaannya diubah menjadi proses pendisiplinan melalui relasi kuasa.

Meskipun terdapat sisi terbalik menurut esensinya, pembentukan kemiripan, identitas, dan perbedaan relasi antara organik dan non organik juga terjadi dalam virus dengan cara membiakkan ulang dirinya melalui jaringan mutasi di tengah lingkaran alam.

Kita mengetahui, kuasa negara tidak luput untuk mengurusi atau mengatasi penyakit, pandemi, epidemi, dan permasalahan kesehatan lain. Termasuk melayani dan mengelola wilayah dampak-dampak yang ditimbulkannya seperti pembelajaran anak-anak sekolah, perkantoran, pasar, tempat rekreasi, hiburan, sarana, dan prasarana kebutuhan dasar lain, kamacetan lalu lintas hingga menurunnya daya beli masyarakat.

Semuanya itu diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan atau kebahagian hidup bersama.

Suatu pencapaian ketidakhadiran pandemi berarti menopang kebahagian hidup melalui kuasa disipliner diri, keluarga, antar individu dan antar kelompok masyarakat dalam sejumlah wilayah.

Paling penting juga bagaimana syarat kedisiplinan dalam relasi kuasa antara organik (pengambil kebijakan, mesin pengawas-pengontrol) dan non organik (pengetahuan, administrasi) terlebih dahulu terbangun dalam kuasa negara, akhirnya akan mengarah pada apa yang disebut 'otodisipliner penyelenggara negara'.

Dalam kemunculan sistem pengelolaan pandemi, ditandai dengan pembentukan disiplin administrasi pencatatan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan pemberlakuan pembatasan secara lahiriah dengan memerhatikan nama, usia, seks, tempat tinggal, dan gender melalui tubuh selama kurun waktu sepekan atau lebih, dan bisa jadi kemungkinannya berlanjut pada kasus atau mutasi virus baru muncul ke permukaan, sehingga kemampuan aparatur harus diuji dengan membuat skenario dan langkah antisipatif, sekalipun dalam kondisi terburuk.

Disitulah pembentukan mekanisme disipliner disusun dan dijalankan dalam sebuah sistem yang terpadu dan bersifat abstrak mengiringi perjalanan kebijakan.

Alangkah naifnya jika sistem terpadu dan bersifat abstrak tidak disertai dengan kekuatan penampilan tubuh dalam keserempakan antara penanaman disiplin dan sirkulasi protokol kesehatan, mekanisme disipliner dan ketersediaan alokasi sumber daya, yang memungkinkan bisa diamati setiap titik dalam ruang yang terbagi-bagi dan lengkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun