Untukmu yang tak pernah mengingat aku saat hujan mendera. Aku mengerti kau menghindari rinai-rinai rasa yang pernah ada. Meski jurang kerinduan tercipta semakin dalam. Kau berusaha membunuh mimpi dari balik kelam.
Aku cemburu pada tenangnya samudera. Menyimpan sendiri semua rahasia. Duka yang tertutupi riangnya ombak ke tepian. Dan butiran pasir yang tak henti berlarian.
Untukmu yang tak pernah mengingat aku di antara gerimis dan secangkir kopi. Meratapi senja yang datang dalam sebuah elegi. Sedangkan aku bersimpuh di akhir penantian. Meski masih dengan secuil harapan.