Mohon tunggu...
Supriyatna
Supriyatna Mohon Tunggu... Penulis - Emosi diujung pena

Menjadi bijak bukan dengan cara mengkritik atau Menasehati Orang lain, Menjadi Bijak berani memberi Solusi bagi permasalahan Orang Lain. " Karena Nasehat bukanlah Solusi, Jadi jangan memberi Solusi dengan cara memberi Banyak Nasehat"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Emosi di Ujung Pena

21 Mei 2020   12:45 Diperbarui: 21 Mei 2020   12:53 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"hahaha...bang jay bisa aja ente"

 sahutku tertawa, dan Aku pun memberika pandangan pandangan positif kepada para jama'ah. dan mulai menceritakan Awal perjuanganku merintis Majelis ini. 

"Alhamdulillah sekarang akhirnya kita memiliki sebuah wadah untuk kita mengaji, memperbaiki diri, dan juga menjadi manusia yang lebih bermanfaat lagi untuk sekitar kita," 

Seruku melakukan pembukaan 

"Dulu saya ini bukanlah siapa siapa, dan bukan juga lulusan pesantren, Saya hanya seorang pendosa dan preman. Akan tetapi pada suatu ketika saya di datangkan sebuah mimpi, dimana saya di dalam mimpi saya, saya di masukan kedalam liang kubur dan kemudian kuburan itu pun terbakar, dan betapa amat sangat panasnya api yang menyala nyala itu, sehingga pada saat saya terbangun pun, panas itu masih saya rasakan" 

Cerita ku sejarah Aku mulai bertaubat.

 "Dan kemudian, saat itu juga detik itu juga saya bertaubat, dan saya bersumpah akan meninggalkan segala perbuatan maksiat dan akan merangkul pemuda untuk kembali kejalan yang benar"

 "Lalu kemudian saya memikirkan berbagai macam cara agar para pemuda ini mau menginjakan kaki ke pengajian, karena saya rasa terlalu aroganlah saya bila mana langsung mengajak ke pengajian secara menyeluruh, sedangkan mereka tahu saya ini siapa, dan mulailah perjuangan saya selama tiga tahun, menimba ilmu Agama, dan mulai menerapkan system Door to Door, karena saya juga pernah menjadi seorang Salesman, maka saya terapkanlah System marketing dalam rangka mengajak pemuda kembali hijrah" 

Aku masih bercerita, dan jama'ah pun mendengarkannya. Singkat cerita , Pengajianpun selesai, dan kami semua bercengkrama, dan mulai bercerita biasa. 

"Bang mulai minggu depan takutnya saya ini , terkena lembur dan sebagainya, jadi bang Ali ini saya tugaskan sebagai pemimpin majelis pengganti saya, karena bang ali ini juga pernah menimba ilmu di pondok pesantren, jadi saya minta tolong untuk berbagi ilmunya, di sini tidak ada guru dan murid , di sini kita belajar bersama sama, untuk meningkatkan keimanan kita semua"

 ujarku kepada Ali, dan sahabatku yang lain pun mendukung saranku ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun