Sama seperti skema kognitif, anak juga membangun "skema sosial." Misalnya, bagaimana cara berteman, berbagi mainan, atau menyelesaikan konflik. Skema ini terus berkembang seiring pengalaman sosial mereka.
Perkembangan Moral
Piaget berpendapat bahwa perkembangan moral anak terjadi bertahap. Anak kecil memandang aturan sebagai hal mutlak, tetapi ketika memasuki usia operasional konkret, mereka mulai memahami bahwa aturan dapat dinegosiasikan dan ditafsirkan.
Dengan kata lain, Piaget menekankan bahwa perkembangan sosial dan emosional anak sangat berkaitan dengan tingkat perkembangan kognitif mereka. Anak baru bisa memahami konsep empati, kerjasama, dan keadilan ketika kemampuan berpikirnya mencapai tahap tertentu.
Teori Lev Vygotsky dan Penekanan Sosial
Berbeda dengan Piaget, Lev Vygotsky (1896--1934) menekankan pentingnya konteks sosial dan budaya dalam perkembangan anak. Menurutnya, belajar dan berkembang selalu terjadi dalam interaksi dengan orang lain. Ada beberapa konsep utama dari teori Vygotsky:
Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)
ZPD adalah jarak antara kemampuan anak saat ini dan potensi kemampuan yang bisa dicapai dengan bantuan orang lain. Dalam ranah sosial-emosional, ZPD menjelaskan bahwa anak bisa belajar mengelola emosi atau menyelesaikan konflik lebih baik bila mendapat bimbingan orang dewasa atau teman sebaya.
Scaffolding (Bantuan Bertahap)
Guru, orang tua, atau teman sebaya dapat memberikan dukungan sementara, misalnya memberi contoh cara mengendalikan emosi saat marah atau cara bernegosiasi dengan teman. Lama-kelamaan, anak belajar melakukannya sendiri tanpa bantuan.
Bahasa sebagai Alat Regulasi Emosi