Mohon tunggu...
elsa dwi ananda
elsa dwi ananda Mohon Tunggu... s1 pgsd

saya seorang mahasiswa yang sedang menuntut ilmu

Selanjutnya

Tutup

Roman

Menelisik Teori SosialEmosional:Perspektif piaget dan vgyotsky dalam pendidikan

25 September 2025   14:40 Diperbarui: 25 September 2025   14:46 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sama seperti skema kognitif, anak juga membangun "skema sosial." Misalnya, bagaimana cara berteman, berbagi mainan, atau menyelesaikan konflik. Skema ini terus berkembang seiring pengalaman sosial mereka.

Perkembangan Moral

Piaget berpendapat bahwa perkembangan moral anak terjadi bertahap. Anak kecil memandang aturan sebagai hal mutlak, tetapi ketika memasuki usia operasional konkret, mereka mulai memahami bahwa aturan dapat dinegosiasikan dan ditafsirkan.

Dengan kata lain, Piaget menekankan bahwa perkembangan sosial dan emosional anak sangat berkaitan dengan tingkat perkembangan kognitif mereka. Anak baru bisa memahami konsep empati, kerjasama, dan keadilan ketika kemampuan berpikirnya mencapai tahap tertentu.

Teori Lev Vygotsky dan Penekanan Sosial

Berbeda dengan Piaget, Lev Vygotsky (1896--1934) menekankan pentingnya konteks sosial dan budaya dalam perkembangan anak. Menurutnya, belajar dan berkembang selalu terjadi dalam interaksi dengan orang lain. Ada beberapa konsep utama dari teori Vygotsky:

Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)

ZPD adalah jarak antara kemampuan anak saat ini dan potensi kemampuan yang bisa dicapai dengan bantuan orang lain. Dalam ranah sosial-emosional, ZPD menjelaskan bahwa anak bisa belajar mengelola emosi atau menyelesaikan konflik lebih baik bila mendapat bimbingan orang dewasa atau teman sebaya.

Scaffolding (Bantuan Bertahap)

Guru, orang tua, atau teman sebaya dapat memberikan dukungan sementara, misalnya memberi contoh cara mengendalikan emosi saat marah atau cara bernegosiasi dengan teman. Lama-kelamaan, anak belajar melakukannya sendiri tanpa bantuan.

Bahasa sebagai Alat Regulasi Emosi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun