Mohon tunggu...
Latatu Nandemar
Latatu Nandemar Mohon Tunggu... lahir di Pandeglang Banten

Lahir di Pandeglang, Banten. seorang introvert yang bisa menjadi extrovert ketika situasi mengharuskan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merak Jantan

18 Juni 2025   10:41 Diperbarui: 18 Juni 2025   10:41 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Burung Merak (gambar diunduh dari fauna.con

Lihatlah aku

Telah kurampas seluruh pesona semesta dan kurangkum pada indah ragaku

Di sinilah aku

Meluruh luka-luka paling purba yang bersemayam pada tubir jantungmu

Aku datang dari kelam cermin langit

Mengarak rindu dalam kipas suryakanta

Di antara bulu-bulu megah yang bersabda:

Akulah musim yang tak bisa kautolak

Kau tak perlu menyebut namaku

Sebab desir angin pun tahu arah kiblatku

Kala aku menari, bumi enggan berputar

Dan rembulan menyingkir ke balik lengkung punggung

Pandanglah kilau di sayapku

Itu bukan sekadar warna

Itu adalah sejarah para dewa yang jatuh

Dan menjelma sunyi di pangkal tengkukmu

Aku bukan sekadar burung

Aku adalah seloka yang gagal ditulis penyair

Karena setiap baitku menuntut renung

Dan setiap diamku memahat takdir

Aku datang---bukan untuk dicinta

Melainkan untuk dicamkan

Sebagai sembilu indah

Yang rela kau biarkan melukai

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun