Mungkin saja karena Pelangi terus berdoa dalam deraian air mata tiba-tiba doanya pun terkabul. Tepat 3 bulan setelah pernikahan ayahnya ternyata ayahnya sudah diusir oleh istrinya.
Tepatnya tengah malam sang ayah di usir dari rumah sama istri barunya. Berawal dari selisih paham antara sang ayah dengan ibu tirinya, berakhir dengan pengusiran ayangnya.
Semua pakaian ayah Pelangi di buang ke halaman, termasuk selimut tebal yang dibeli waktu awal pernikahannya. Sungguh miris kejadian yang menimpa ayah Pelangi.
Dalam keadaan gelap gulita. Tak ada lampu yang menerangi. Ayah Pelangi mengutip barang-barangnya yang sudah dibuang oleh istrinya. Sesat kemudian kemudian Ayahnya pun pergi dari rumah istrinya.
Dengan menyandang bungkusan yang amat besar. Ayahnya Pelangi berjalan dari rumah istrinya, kembali menuju ke rumahnya Pelangi. Perjalanan malam yang amat panjang dilaluinya seorang diri.
Menelusuri malam yang gelap gulita melalui perbukitan dan lembah. Bersenterkan dengan sebuah korek api. Kesedihan yang dialami oleh Pelangi akhirnya dialami juga oleh sang ayah yang dulu tidak pernah mendengarkan kata-kata anaknya.
Sementara sewaktu dia masih berbaikan dengan istri barunya itu semua yang dikatakan Pelangi memang dilaluinya di rumah istrinya. Pas hujan turun dia tidak berhenti bekerja di sawah, Â melainkan tetap bekerja dengan memakai payung plastik yang diselimuti di badan. Akan tetapi entah karena apa, entah karena masalah apa maka ayahnya sampai diusir oleh istrinya di tengah malam yang pekat itu.
Dengan bersusah payah menempuh jalan setapak melewati lembah dan gunung pada malam hari itu akhirnya Ayah Pelangi sampai juga di rumahnya Pelangi.
Sesampainya di rumah Pelangi ternyata rumah itu didapati dalam keadaan terkunci. Rumah itu dikunci abangnya karena abangnya tidur di masjid. Melihat pintu yang sedang terkunci ayah pelangi tidak kehilangan akal.
Dia naik ke rumahnya Pelangi melalui jendela rumah, lalu dia beristirahat sampai pagi. Keesokan harinya, setelah abangnya pulang dari mesjid,  betapa kagetnya Abang pelangi tiba-tiba iya  melihat ayahnya sudah ada di dalam rumah.
"Astagfirullah ada ayah, Â kapan ayah kemari dan ke mana Ayah lewat kok ayah bisa masuk rumah sedangkan rumah saya kunci".