"saya masuk lewat jendela tadi malam"
"ini apa yang dibungkus dengan kain sarung, gede betul, kenapa ayah tengah malam pulang kemari Apa yang terjadi ayah",
" aku sudah diusir sama istriku semua kain-kainku dibuang ke halaman makanya kuambil dan aku bungkus dengan kain sarung ini lalu kubawa kesini".
"Astagfirullah kenapa kok bisa seperti itu Ayah ada masalah apa kok sampai setega itu Bu Ima sama ayah"
"Saya juga nggak paham entah apa salah saya sampai dia marah sekali"
"Karena saya sudah diusir maka Ayah kembali lagi ke rumah ini, mau kalian terima atau tidak Itu terserah sama kalian yang penting saya sudah tidak di sana lagi dan tidak akan kembali lagi karena perbuatannya sangat membuat saya sedih".
Melihat keadaan itu abangnya Pelangi pun tertunduk diam dan tidak menjawab apa-apa. Raut wajahnya sangat sedih melihat ayahnya diperlakukan oleh istrinya seperti itu. Sambil menghela nafas panjang.
"Sudahlah ayah, tidak usah ayah pikirkan lagi. Kalau memang Ayah sudah memutuskan untuk tidak lagi ke sana, ya sudah, kita di sini saja. kembali kita bersama-sama mencari makan dan menanggung susah senang bersama, biarlah nanti hal ini akan saya ceritakan kepada Pelangi".
Inilah yang dibilang oleh abangnya Pelangi kepada ayahnya.
Mulai saat itu Ayahnya Pelangi kembali berada di rumahnya seperti sebelum Ibunya meninggal. Dua hari kemudian abangnya Pelangi berangkat ke Padang untuk menyampaikan hal itu kepada Pelangi.
Setelah berjumpa dengan pelangi abangnya menceritakan semua kejadian yang menimpa ayahnya. Pelangi pun merasa bersyukur karena doanya sudah dikabulkan oleh Allah tapi di sisi lain dia juga merasa sedih karena ayahnya diperlakukan tidak baik seperti itu oleh ibu tirinya.