Mohon tunggu...
Elmi Safridati
Elmi Safridati Mohon Tunggu... Guru - Guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dan menorehkan sesuatu di medsos menjadi salah satu kesibukan saat ini, walaupun masih dalam tahap belajar. Semoga semuanya bermanfaat. Terima kasih untuk Omjay dan semua guru yang telah mengajarkan ku, semoga ilmu yang sudah diajarkan, berbalas pahala. aamiin...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pelangi Senja (Bagian ke-15)

29 Juni 2022   05:42 Diperbarui: 29 Juni 2022   05:58 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ya sudahlah bang sekarang sayangilah Ayah kita sebagaimana layaknya Abang menyayangi Ayah Abang sendiri seperti waktu dulu kita masih berkumpul bersama ibu".

Inilah pesan Pelangi kepada abangnya. Abang Pelangi pun mengangguk tanda setuju. Beberapa bulan telah berlalu ibu tirinya memang tidak lagi menjumpai ayahnya dan tidak menyuruhnya untuk kembali ke rumahnya.

Namun istri pertama ayahnya dulu, sebelum dia menikah dengan ibunya Pelangi masih hidup dan masih kuat. Istri pertamanya itu yang bernama Bu Indun mendatangi pelangi ke Padang untuk minta izin kepada Pelangi akan kembali mengurus ayahnya. Melihat niat tulus dari Bu Indun Pelangi pun mengizinkan ayahnya untuk kembali lagi kepada istri pertamanya.

Semenjak itu ayahnya bersatu lagi dengan istri pertamanya. Setelah beberapa bulan hidup bersama dengan Bu Indun maka Bu Indun pun mulai pula membuat ulah.

Dia sering meninggalkan ayah Pelangi sendiri di rumahnya, sementara Bu Indun pergi tidur ke rumah temannya. Sekali dua kali ayah Pelangi masih sabar atas perlakuan Bu Indun. Tapi mentang-mentang ayahnya Pelangi sabar Bu Indun pun semakin menjadi-jadi.

Dia malah sampai berminggu-minggu tidak pulang ke rumah. Melihat hal ini ayahnya Pelangi merasa hati. Dia juga punya perasaan. Dia berkata dalam hat.

" kalau seperti ini berarti istriku sudah tak mau lagi denganku, mungkin karena aku sudah semakin tua dan tidak punya tenaga lagi ".

Lalu ayah Pelangi pun mengemas barang-barangnya dan pergi dari rumah istrinya kembali lagi pulang ke rumahnya Pelangi. Abang Pelangi pun menerima kembali sang ayah dan Khabar itu disampaikan lagi sama Pelangi. Pelangi sadar dan menerima sang ayah dengan hati yang ikhlas. ( Bersambung )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun