Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Prahara Pantai Pangandaran

27 Januari 2020   23:00 Diperbarui: 28 Januari 2020   16:54 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah tiba di tengah hutan, ketiga orang ini tertawa riang, lalu saling peluk cium satu sama lain.

"Janggal," pikir Andika sambil mengintip dari balik pohon yang cukup besar.

Beberapa lama kemudian, Andika disuguhi pemandangan tak senonoh. Pria muda tampan tampak dicium, dibelai dan dirayu oleh kedua orang perempuan beda umur itu.

Andika tak berkedip, sampai kemudian matanya melotot, mulutnya melongo. Perempuan muda yang sempat mengundang pikiran kotornya, perlahan mulai membuka blouse hitam, lalu melucuti pakaian dalamnya.

Adegan ini diikuti oleh perempuan paruh baya dan pria tampan. Tampak jelas dalam pandangan Andika, ketiga orang itu kini setengah telanjang. Mereka kembali berpeluk cium satu sama lain.

"Setan apa yang merasuki mereka?" gumam Andika.

Belum hilang rasa kaget, Andika melihat perempuan paruh baya mundur perlahan, lalu duduk di bebatuan. Matanya tampak menikmati adegan panas yang ada di depannya.

Perempuan muda dan si tampan terus bergumul, memadu kasih sambil berdiri. Kedua tangan pemuda tampan tampak liar menggerayangi tubuh seksi pasangannya. Sementara bibirnya buas bak alien meng-agresi bumi.

Sekian lama dua anak manusia itu bergumul. perlahan namun pasti, si perempuan merebahkan tubuhnya di atas hamparan rumput yang memang tumbuh subur di sana. Permainan cinta pun akhirnya berlanjut di hamparan rumput itu.

Bagi mereka hamparan rumput layaknya ranjang empuk yang pantas dinikmati untuk bermain cinta. Sementara, perempuan paruh baya masih fokus menikmati adegan mesum di depannya. Tubuhnya terangsang hebat, hingga desahan dan lenguhan pun keluar dari mulutnya.

"Finish it ... finish it ...!" teriaknya, sambil menahan nafsu birahi hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun