Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Prahara Pantai Pangandaran

27 Januari 2020   23:00 Diperbarui: 28 Januari 2020   16:54 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ah, aku terlambat," Andika menghela nafas panjang, penuh kecewa.

"Lebih baik aku kembali ke tempat mayat tadi dan segera minta bantuan," pikir Andika.

Belum sempat melangkahkan kaki, tiba-tiba suara tawa perempuan memecah keheningan. Kontan, Andika menoleh. Tampak olehnya perempuan paruh baya sedang dipeluk pria muda bertelanjang dada, keluar dari pintu kapal besar.  Mesra, peluk cium diselingi tawa nakal si perempuan.

Sambil mengintip dari balik tembok sebuah kedai kecil, Andika meragu.

"Mungkinkah mereka?"

Dasar wartawan, meski batinnya meragu, otak investigasinya tak mau mengalah. Andika mengikuti pasangan beda usia itu menuju sebuah hotel yang jaraknya cukup jauh dari bibir pantai.

Setelah bertanya sana-sini, Andika menemukan fakta, kedua orang tadi adalah pasangan kekasih asal Jakarta. Mereka baru dua hari menginap di hotel tersebut. Tak ada kejanggalan, selain pasangan beda usia.

"Sudah dua hari ini mereka kerjanya berangkat pagi-pagi sekali, pulang malam seperti sekarang," terang salah seorang pelayan hotel.

"Emang ada apa mas?" tanya si pelayan.

"Enggak, saya sepertinya kenal pada pria tadi. Wajahnya mirip sahabat lama saya," jawab Andika, berbohong.

Setelah mendapatkan fakta tak seberapa, Andika berlalu menuju tempat asal ditemukannya mayat. Beruntung, sesampainya di sana, mayat perempuan tadi sudah dievakuasi pihak aparat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun