Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kidung Negeri Awan

23 Februari 2021   15:40 Diperbarui: 23 Februari 2021   15:46 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri kidung Negeri awan

Menengadah ke langit. Nikmati beraraknya awan. Membentuk lukisan. Abstrak. Menggugah imaji. Kidung Negeri langit.

Indah. Seperti kapas kapas. Putih. Terbang ditiup angin. Mewarna langit biru. Menaungi bumi yang telah renta.

Kadang memerah. Kadang hitam. Menakutkan. Seperti wahana asing. Membentuk gambar gambar angkasa. Yang sulit dipahami.

Kidung Negeri langit. Mewarna kubah bumi. Bagai lukisan. Agar bumi tetap indah. Tetap nyaman.

Kaulah sang penjaga. Benteng kokoh. Membakar semua benda asing. Yang menerobos langitmu. Tanpamu tanah ini sudah habis digempur. Oleh hujan meteor.

Tanpamu, wajah bumi akan seperti bulan. Tapi bersamamu, bumi jadi indah mempesona. Permata luar angkasa. Lestarikan bumi. Menjaga alam. Agar seimbang.

Inilah kidung negeri awan. Benda yang terlihat. Sang pembawa hujan. Sang penjaga langit, agar tak tembus keangkasa. Kukagumi, dalam tafakurku. Untuk kesejahteraan bumiku.

Malang, 23 Februari 2021
Oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun